Lalu, Apa Resep Antigagal PDKT? Wah, kalau ditanya resep antigagal, jujur aku juga masih trial and error sih. Tapi dari pengalaman (dan patah hati berkali-kali), aku belajar beberapa hal:
1. Jangan buru-buru baper. Ini susah banget, tapi penting. Respon manis bukan jaminan dia suka. Kadang orang emang baik aja, tanpa maksud lebih.
2. Tanya arah dan tujuan. Kalau udah mulai deket, penting buat tahu: ini kita mau ke mana? Jangan takut dibilang terlalu serius. Kalau memang niatnya baik, harusnya bisa diomongin.
3. Lihat konsistensi. Bukan cuma sekadar perhatian di awal, tapi juga konsisten dalam jangka waktu. Kalau dia mulai tarik-ulur, mending mikir dua kali deh.
4. Tetap punya hidup sendiri. Jangan semua energi dicurahkan buat dia. Biar kalau gagal, gak sakit-sakit banget.
5. Siap untuk segala kemungkinan. Termasuk kemungkinan “cuma dianggap teman”.
PDKT itu seperti membuka buku yang belum jelas judul dan akhirnya. Seru, penuh kejutan, tapi juga rawan bikin baper.
Makanya, penting banget untuk sadar: seasyik apa pun masa pendekatan, jangan sampai kita lupa menjaga hati sendiri. Karena hubungan yang sehat bukan cuma soal chemistry di awal, tapi soal dua orang yang sama-sama tahu ke mana arah langkah mereka. Bukan yang satu jalan, yang satu nunggu kepastian.
Pada akhirnya, yang bikin PDKT berhasil bukan sekadar chat panjang tiap malam atau kode-kode manis yang bikin senyum-senyum sendiri, tapi keseriusan dua hati yang saling ingin menjemput masa depan bareng-bareng.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI