Mohon tunggu...
M Rohanudin
M Rohanudin Mohon Tunggu... Praktisi Penyiaran

Praktisi Penyiaran

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pasar Modal Wait and See, Sri Mulyani Angkat Bicara

1 September 2025   15:39 Diperbarui: 1 September 2025   15:39 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu reshuffle Menteri Keuangan Sri Mulyani diduga  banyak pengamat  sebagai perlawanan terhadap aturan main elit global.

Isu yang  fals ini diperkirakan akan  memicu reaksi negatif yang dapat mengguncang stabilitas ekonomi nasional. Alasan populisnya  karena Sri Mulyani dianggap sebagai simbol Indonesia dalam hal menjaga hubungan baik dengan lembaga - lembaga internasional.

Persepsi negatif yang sangat membahayakan adalah,  jika sentimen elit global melakukan tindakan erupsi dahsyat  dengan  "mengirimkan" krisis ekonomi ke  Indonesia.

Bahkan segera  menyusul  peringatan keras bahwa "penggantinya akan memicu sanksi ekonomi yang begitu berat", termasuk  penurunan nilai tukar rupiah dan penurunan investasi.

Setelah Rumah Sri Mulyani Dijarah

Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara setelah rumahnya diserang massa tak dikenal. Dia mengajak semua pihak membangun Indonesia tanpa kekerasan dan penjarahan. Sri Mulyani juga berterima kasih atas doa dan dukungan moral.

Memang patut diakui bahwa Sri Mulyani menjadi simbol stabilitas ekonomi nasional. Tapi tuntutan rakyat atas kebijakan- kebijakan Sri Mulyani yang tidak populis  perlu juga segera dikoreksi secara cepat .

Indonesia punya sejarah  pahit pada krisis moneter 1998. Peristiwa itu menjadi salah satu titik terendah dalam sejarah ekonomi Indonesia. Sekaligus mengubah arah kebijakan  Indonesia ke depannya.

Dipicu oleh ketergantungan pada pinjaman luar negeri, korupsi, dan nepotisme, krisis itu menyebabkan depresiasi mata uang rupiah yang drastis, inflasi tinggi, dan kerusuhan sosial.

Pada Mei 1998, kerusuhan terjadi di Jakarta, dengan berakibat Soeharto akhirnya mengundurkan diri setelah 32 tahun memimpin Indonesia.

Wait and See

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun