Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengembalikan Pendidikan Indonesia ke Tempat "Peraduannya"

2 Mei 2024   07:17 Diperbarui: 9 Mei 2024   10:05 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kaum intelektual masa kini. https://nasional.kompas.com

Munculnya fenomena tersebut pasti menimbulkan dampak negatif di masyarakat. Setidaknya ada beberapa dampak yang bisa dicermati di masyarakat. Dampak tersebut setidaknya dapat diamati pada realita berikut:

  • Perkelaian pelajar, bahkan mahasiswa sudah mewabah di berbagai daerah
  • Status kaum terpelajar tidak lagi bisa dijadikan garansi bagi simbol penegakan moral dan etika
  • Munculnya sikap apatis pada sebagian siswa tentang masa depannya. Kondisi ini cenderung dimiliki oleh mereka yang berasal dari strata bawah.

Langkah-langkah pembenahan

Kondisi yang dipaparkan di atas akhirnya kembali pada sistem pendidikan. Sebab betapapun sistem itulah yang akan membentuk output maupun outcome pendidikan. 

Oleh sebab itu perlu adanya beberapa langkah untuk mencari jalan keluarnya. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa menjadi renungan terhadap keprihatinan yang diuraikan di atas:

  • Bangsa kita memiliki sistem pendidikan yang dapat menyiapkan siswa sejak usia dini tentang penguasaan skill dan kompetesi special melalui pendidikan kewirausahaan. Sehingga output pendidikan yang dihasilkan adalah sumber daya manusia yang mempunyai skill dan komptensi special yang menjadi pilihannya.  
  • Bangsa kita memiliki sistem pendidikan yang dapat mencerdaskan hati dan pikiran peserta didiknya. Sebab kecerdasan hati peserta didik akan mendorong kecerdasan pikirannya ke jalan yang benar.
  • Bangsa kita memiliki sistem pendidikan yang dapat melahirkan guru yang mempunyai kemapanan inteletual dan moralitas agama yang benar (mampu menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan) dan etika yang bersumber dari nilai, norma dan adat istiadat masyarakat .

Tempat "peraduan" pendidikan Indonesia adalah hati dan pikiran bangsa Indonesia. Mengolah hati terlebih dahulu baru mengolah pikirannya. 

Wujud kecerdasan hati bangsa Indonesia adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Esa. Sehingga dalam kesehariaanya mau menyisihkan waktu untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya. 


Selain iman dan taqwa, hati bangsa Indonesia menuntun pada sikap santun, menghidupkan perasaan, tanggungjawab dan bisa dipercaya. 

Sedangkan wujud kecerdasan pikiran bangsa Indonesia yaitu kemampuan intelektual bangsa Indonesia yang mampu membimbing masyarakat ke jalan yang benar, mencerdaskan, memberdayakan  dan kemampuan mengolah sumberdaya social-budaya dan alam Indonesia untuk kepentingan kemaslahatan bangsa dan negara. 

Kecerdasan hati dan pikiran bangsa Indonesia adalah kunci mengembalikan esensi pendidikan Indonesia agar bisa menjadi "pelita kehidupan" masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun