senyum dalam perih walaupun sakit, yakinlah bahwa pasti ada jalan keluar suatu saat
Buku teks makin terpinggirkan oleh presentasi digital. Saatnya kita kembalikan ruh literasi ke ruang kelas dan tangan para guru.
Sistem pendidikan sering kali menilai anak dengan standar yang seragam. tapi bagaimana jika kecerdasan tidak bisa diukur dengan satu jenis ujian saja?
AI bukan sekadar tren, tetapi juga kebutuhan. Yuk, kenali pentingnya AI dalam kurikulum Indonesia untuk masa depan pendidikan yang adaptif dan relevan
Pendidikan karakter dan pendekatan militer tak harus bertentangan. Kolaborasi keduanya bisa jadi solusi membentuk generasi disiplin dan bermoral.
Apakah wisuda sekolah masih relevan atau sekadar beban finansial? Saatnya kita meninjau kembali makna dan cara merayakan perpisahan siswa.
Tulisan ini adalah keresahan saya sebagai orang tua murid yang sering mendapat curhat anaknya karena seringnya jam kosong di sekolah.
Kurikulum terbaik RI? Jangan ganti dulu! Bongkar potensi K-13 yang tersembunyi di sini!
Surat untuk Ki Hadjar: hanya 1% siswa mampu berpikir kritis. Tapi kami tak menyerah—pembelajaran mendalam jadi harapan baru masa depan.
Ki Hajar Dewantara tidak hanya mendirikan Taman Siswa tetapi menyusun falsafah pendidikan yang sesuai dengan bangsa Indonesia.
Buku fisik tetap relevan di era digital, memainkan peran penting dalam membangun literasi masyarakat Indonesia.
Setiap anak bisa jadi korban bully. Bekali mereka hari ini, sebelum luka itu menghancurkan masa depan mereka.
the professional and standardized implementation of educational supervision and evaluation is not merely a technocratic obligation
Buku memang tak bersuara, tapi ia mengajarkan kepemimpinan yang berbicara. Mampukah sistem pendidikan kita melahirkan pemimpin pembaca?
Pendidikan Indonesia tertinggal 128 tahun. Ini bukan sekadar kegagalan guru, tapi krisis sistemik. Apa solusinya?
Dalam opini ini, saya mengajak pembaca untuk memandang pendidikan bukan sekadar urusan sekolah, tapi proyek kolektif yang melibatkan seluruh bangsa.
Penjurusan di SMA kembali digulirkan. Tapi, ke mana sebenarnya arah pendidikan kita, dan apa peran Indonesia yang ingin kita bangun?
Penjurusan SMA kini tak lagi soal IPA, IPS, atau Bahasa. Apakah jurusan baru ini solusi masa depan atau malah jadi PR baru bagi siswa?
Penjurusan SMA akan kembali berlaku 2025. Mampukah kebijakan ini menjawab tantangan zaman atau justru mengulang kesalahan lama?
Pendidikan idealnya membekali survivability. Realitanya? Jurang implementasi, beban guru, nalar kritis tergerus. Sudahkah jadi pelita?