Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengembalikan Pendidikan Indonesia ke Tempat "Peraduannya"

2 Mei 2024   07:17 Diperbarui: 9 Mei 2024   10:05 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kaum intelektual masa kini. https://nasional.kompas.com

Derap langkah mereka terus menerus dilakukan untuk melakukan perubahan kaum bumi putera yang saat itu berada dalam kondisi terikat kuat dalam ikatan kolonial dan kaum feodal. Ikatan kolonial dan feodal menyebabkan kondisi social, ekonomi, apalagi pendidikan dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Ulah kaum terdidiklah lahir pergerakan nasional yang dijadikan sebagai sarana perjuangan melawan pemerintah kolonial Belanda. 

Ulah mereka pula lahir peristiwa Sumpah Pemuda yang dapat menyatukan semua komponen bangsa yang mempunyai perasaan senasib. Ulah mereka pula pada akhirnya melahirkan peristiwa besar 17 Agustus 1945 yang menjadi titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia.

Pendidikan dalam Perspektif Masyarakat Sekarang

Pendapat ini lebih bersifat subyektif penulis berdasar pengamatan yang ada di masyarakat yang penulis lihat, amati dan dengar. 

Dalam perspektif masyarakat sekarang (walaupun tidak semuanya), pendidikan identik dengan status sosial dan pekerjaan. Kondisi demikian jika tidak disebut sudah kehilangan arah, setidaknya sudah mengalami perubahan orientasi.


1) Pendidikan sebagai status sosial

Di sebagian masyarakat pendidikan yang dimiliki termasuk gelar yang melekat identik dengan status sosial yang dimiliki. Makin tinggi gelar pendidikan yang dimiliki, status sosialnya makin tinggi. Dan  pengakuan masyarakat tentang status sosialnya juga berbeda dengan lainnya.

Apakah itu salah? Tentu tidak. Sebab konsekwensi logis seseorang mengenyam pendidikan adalah pengakuan tentang status sosialnya di masyarakat. 

Apabila semua proses dilalui sebagaimana mestinya (tetap berpedoman pada etika, moral dan tata nilai dan norma yang ada), pengakuan masyarakat merupakan penghargaan kepada dirinya.

Namun, ketika orientasinya semata-mata status sosial, di masyarakat muncul fenomena 'jalan pintas' proses pendidikan dan pragmatisme jalanya pendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun