Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu pada Ibu

14 November 2020   22:10 Diperbarui: 14 November 2020   22:24 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bu, jika saja malam ini kau peluk aku. Aku yakin tak perlu kau dengar aku, akan ada banyak kecup dan doa untukku.

Bu, aku lelah. Dayaku seolah lenyap, upayaku semakin sia-sia.

Bukan aku tak ingat akan janjiku pada Tuhan, namun mungkin Tuhan keliru mengira.

Aku tak sanggup Bu, tanpa Ibu aku lemah.

Bu, jika saja aku tahu waktu untuk Ibu bersama aku maka aku tak akan ubah arah langkahku. Aku akan temani kemanapun Ibu mau. Bukankah hanya Ibu yang selalu sayang padaku?

Bu, apa ibu mendengarku?. Teriakanku menembus langit, tidakkah begitu indah nyanyian sunyiku?

Jika malam ini bintang bersinar, Tuhan sedang antarkan pesanku padamu.

Jika malam ini gelap gulita, Tuhan sedang antarkan ujian untukku.

Ya Tuhan, aku tahu Engkau maha mengetahui.

Belum cukupkah tangisku mengalir setiap malam?

Belum cukupkah amarah yang harus terus kupendam?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun