Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akhir Kata dan Waktu

28 Mei 2025   17:39 Diperbarui: 30 Mei 2025   13:40 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mixed media painting on canvas by Cahayu

Perjalanan kata telah begitu panjang
Karena semuanya berawal dari firman
Begitulah perkataan akar pohon kepada daun-daunnya
Saat hujan pagi itu mengguyur dan membasahi segalanya
Bersama ritmis tetesannya yang begitu menyejukkan
Kala berpadu harmoni dengan embusan angin yang menyusup diam-diam
Pada sela-sela daun yang selalu setia mendengar setiap kata dengan saksama
Maka tidaklah mengherankan bila para kawi kemudian mematut sajak indah
Mengungkap usia kata yang semakin tua di perjalanan waktu
Tetapi, di manakah akhir dari kata dan juga waktu?

Aku pun diam-diam juga menggubah sajak lama
Menghujani jiwa-jiwa merana dengan kata-kata penuh makna
Sayangnya tak semua daun mau meresapinya
Seperti diriku yang juga sering tersesat di dalam kabut pekat
Meskipun setiap makna dalam kata bagaikan firman
Menuntun setiap makhluk menuju ke arah cahaya
Maka, biarkanlah aku terus menjalin kata demi kata...
Menuangkan beragam rasa yang dibawa hujan ke dalam cawan aksara
Sedih dan bahagia, benci dan juga cinta...
Untuk memberi warna pada sajak yang kucipta

Hujan pagi itu masih menyisakan kehangatan
Karena banyak kata yang kemudian tercipta darinya
Cinta dan persahabatan adalah jalinan kata yang indah
Yang dapat kutuliskan dari tetesan air hujan
Karena mempertemukan jiwa-jiwaku yang telah lama terpisahkan oleh raga
Adalah waktu simbol kesetiaan...
Yang menyaksikan setiap kejadian dengan tanpa makna
Demikian pula dengan para sahabat yang kini berdatangan
Yang tidak lain tidak bukan adalah jiwaku sendiri yang terpecah
Dan waktu tetap menyaksikannya di dalam kesetiaan

Perjalanan kata memang telah begitu panjang
Karena semuanya berawal dari firman
Begitulah perkataan akar pohon kepada daun-daunnya
Saat hujan pagi itu mengguyur dan membasahi segalanya
Di antara sajak-sajak para kawi yang telah tercipta sempurna
Mengungkap makna dan rasa dalam kata yang semakin menua menuju kehampaan
Dan waktu tetap setia bersama kata sampai akhir perjalanan
"Tetapi, di manakah akhir kata dan waktu selain kembali kepada awalnya?"
Akar pohon, para kawi, dan aku pun kemudian terdiam seribu bahasa di dalam keheningan
Mendengarkan daun-daun bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya

Ya, tak hanya kata dan juga waktu...
Segalanya pasti juga akan kembali kepada empunya kata dan juga waktu
Kembali kepada Dia, Yang Tak Berawal dan Yang Tak Berakhir
Sebelum ada kata dan juga sebelum ada waktu itu sendiri

Bandungan, 28 Mei 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun