By Christie Damayanti
Aku ditengah2 plaza komplek Poi Kalon, dengan Masjed, Menara dan madrasah nya. Aku merasa sedemikian kecilnya, ditengah2 "kebesaran" dan kedigjayaan Tuhan lewat bangunan2 monumentalis ini .....
Â
Bukhara memang sebuha kota tua salah satu yang terbaik di Uzbekistan. Tentu saja, semua bangunan2nya memang tua, berabad2. Banyak sekali titik2 wisata di Bukhara ini, yang kesemuanya memang sangat dilindungi oleh dunia.
Kami traveling sekitar 3 hari di Bukhara dan kami khususnya aku, selalu ternganga dengan monumelnya masjid2 cantik disana .....
Salah satunya adalah sebuah komkleks masjid landmark Bukhara adalam Masjid Poi Kalon.
                           Kompleks Masjid dan madrasah Poi Kalon, yang terletak di titik2 wisata kota Bukhara
Â
Poi Kalon, adalah sebuah kompleks keagamaan Islam yang terletak di Bukhara, Uzbekistan . Kompleks ini terdiri dari tiga bagian, Masjid Kalan, Menara Kalan sesuai dengan namanya, dan Madrasah Mir-i-Arab.
Penempatan ketiga bangunan tersebut menciptakan halaman persegi di tengahnya, dengan Mir-i-Arab dan Masjid Kalan berdiri di ujung yang berlawanan. Selain itu, alun-alun ini dikelilingi oleh pasar dan serangkaian pemandian yang masing2 terhubung ke Menara di ujung utara dan selatan. Wikipedia.
Kompleks inidibangun sekitar tahun 713 Masehi dalam masa pemerintahan pengasa Qarakhanid bernamaMohammad Arslan Khan. Masjid di kompleks ini merupakan salah satu masjid terbesar di Asia Tengah, setelah Masjid Bibi Khanum di Samarkand, Uzbekistan, dan Masjid Agung Herat, Afghanistan.
Ketika aku menghampiri kompleks Masjid ini,awalnya aku belum "merasakan" kebesaran Tuhan melalui masjid ini karena kami berjalan tertutup dengan tembokbelakang kompleks ini. Sebuah tembok coklat minim lubang atau ventilasi, sehingga tidak terlihat kemegahannya.
Memang sih, ada kemunculan kubah masjid berwarna biru, sebuah warna khas bagi Uzbekistan, entah apa kekhasannya.
Begitu kami semakin dekat dan melewati tembok belakang kompleks itu, barulah terasa kemegahannya, Kebesaran Tuhan! Dengan konsep plazabesar dan di kanankirinya adalah gerbang biru detail khas Uzbekistan yang membatasi antara plaza -- masjid dan plaza -- madrasah.
                           Foto kiri adalah gerbang kenuju madrasah dan foto kanan adalah gerbang menuju masjid
Â
Sebelum tahun 713 Masehi, daerah ini mrupakan sebuah katedral atau rumah suci penganut agama Zoroaster. Tahun 713 Masehi ini, katedral di ratakan dan dipulihkan lagi setelah kebakaran dan perang.
Kompleks ini selesai pada tahun 1127 Masehi dan membuat Jengis Khan takjubTahun2 setelah itu juga, berkali2 terjadi kebakaran dan kompleks ini menjadi reruntuhan, kecuali Menara Kalan nya. Dan, mereka terus membangunnya lagi, jika ada kebakaran2 yang sering melanda disana.
Konsep arsitektural bangunanMasjid ini,tidak terlalu berbeda dengan yang ada di Samarkand, kompleks Registan. Desain2 arsitekturMoslem yang kuat konsepnya, apalagi dengan aturan2 khas Uzbekistan, mozaik2 biru dan putih, kubah biru di hiasi dekoratif2 tradisional yang sangat cantik.
Menara Kalan yang berukuran monumental dilengkapi dengan serangkaian dekorasi rumit yang terutama terdiri dari teknik pembuatan batu bata. Pita paralel pahatan batu bata yang unik menutupi bagian luar menara tanpa pengulangan satu pun, dan lentera itu sendiri menopang 16 buah rotunda melengkung.
Sebenarnya, detail arsitektur kuno dan klasik seperti inisangatlah sederhana tanpa bantuan modernisasi. "Hanya" sekedar penyusunan batu bata dari tanah liat, bisa menciptakan ruang2tinggi dan luassebagai symbol dari kedikjayaan sesuatu.
Masjid, Menara dan madrasah ini, merupakan symbol kedikjayaan kebesaran Tuhan, Dimana kita sebagai manusia benar2 "terendahkan" dalam monumentalis nya.
Aku pribadi, merasa sangat kecil berada di tengah2 plaza kompleks Poi Kalom imi. Sebuah "pengecilan" dirikusendiri Dimana aku harus menengadahkan kepalaku jika aku ingin melihat ujung atap masjid atau madrasah, apapgi jika aku ingin melihat ujung menaranya.
Kekuatan monumental ini memberikanciri khas tersendiri bagaimana sebuah desain arsitektur ini bisa melekat di benak banyak orang. Termasuk Jengis Khan dari Mongolia, ketika dia sempat melihat kompleks Poi Kalan ini!
Bagaimana kita harus menmjaganya, dari sergapan2 dunia untuk menghacurkannya. Karena jika komleks ini hancur, kekuatan modern tidak akan bisa menandinginya.
Kekuatan modern memang bisa membangunnya kembali, tetapi tidak ada "rasa" yang mendalam untuk sampai di pemikiran2 kuno dari desainer2 kuno tersebut. Material kuno pun tidak bisa dibandingi oleh batubata sederhana yang dipakai dalam kompleks ini.
Batubata sederhana tetapi mampu membangun sebuah ruang super besar untuk  sebuah kedigjayaan, apa dan siapapun itu ......
***
Selain kontribusinya terhadap keagungan arsitektur kuno dan klasik Poi Kalon secara keseluruhan, Madrasah Mir-i-Arab terus menjalankan fungsi aslinya hingga zaman modern, menjadikannya satu2 nya madrasah di Asia Tengah yang sudah berdiri sejak lama dan masih digunakan sampai bertahun2, sampai salah satunya karena ruang2 kelas di semua madrasah terlalu kecil karena mudid2 nya semakin banyak.
Informasi terbaru dari seorang teman disana, bahwa madrasah di Poi Kalon ini, masih berfungsi,walau tidak selalu digunakan, tergantung keadaannya.
Madrasah kuno lainnya di Bukhara akhirnya diubah fungsinya menjadi pusat perbelanjaan darurat yang hanya menyisakan Mir-i-Arab di Poi Kalon ini sebagai satu2 nya madrasah yang masih berfungsi sebagai sekolah dan untuk belajar.
Selain itu, apresiasi terhadap penggunaan tradisional bangunan ini terlihat jelas terutama pada masa Uni Soviet di mana madrasah merupakan salah satu dari tiga pusat yang diizinkan oleh Partai Soviet untuk terus beroperasi.
Dan ini secara efektif menjadikan Mir-i-Arab sebagai jalur utama hubungan antara Uni Soviet dengan dunia Muslim .....
Â
GOD in Poi Kalon
GOD in Bukhara
The Light of Bukhara
The light of GOD, surrounds me
The love of GOD, hug me
The power of GOD, protect me
The presence of GOD, watch over me
Whetever I am,
GOD is here,
Always beside me
***
Sinar matahari itu menerangikuÂ
Pancaran sinarnya memenuhi tubuhku,
Cukup hangat di suhu dingin saat itu.
Pelukan Tuhanku menghangatkanku .....
Tuhan selalu ada di sisiku,
Tuhan selalu ada memelukku,
Tuhan selalu mengiringi langkahku,
Tuhan selalu ada di setiap ujung langkahku ......
Sinar NYA menyelimutiku,
Kasih NYA memelukku,
Kekuatan NYA melindungikuÂ
Kehadiran NYA selalu memantauku ......
Dimanapun aku berada,
DIA selalu berada di sisiku,
Dan, aku sangat diberkati
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI