Menuju ke LalaPort Tokyo Bay di Teluk Tokyo ini, ada 2 jalan. Naik kereta atau naik kapal.Â
Kalau naik kereta, kita turun di Stasiun Minami Funabashi dan jika naik kapal, kita turun langsung ke LalaPort Tokyo Bay, tetapi harus naik di Asakusa atau di Odaiba.Â
Jika naik kereta, bisa dari mana saja dan jika kita sampai Stasiun Minami Funabashi, kira akan melihat sebuah stasiun yang sungguh keren...
Stasiun Minami-Funabashi adalah stasiun kereta api di Funabashi, Chiba, Jepang, yang dioperasikan oleh Perusahaan Kereta Api Jepang Timur (JR East). Stasiun ini dilayani oleh jalur Keiyo dari Tokyo dan Musashino dari Fuchuhommachi melalui Nishi Funabashi.
Jadi, jika aku ke Minami Funabashi, aku akan naik kereta dari Stasin Funabashi Hoten, transfer kereta di Stasiun Nishi Funabashi, langsung ke Stasiun Minami Funabashi.
Stasiun ini berada dibawah jalan layang kota kecil Minami Funabashi dan semua kota ini berada di tanah reklamasi Teluk Tokyo.
Nah, Karena Minami Funabshi ini memang sengaja didesain seperti di Amerika dan sengaja untuk salah satu titik wisata di Perfecture Chiba, bahkan di Stasiun Minami Funabashi pun dibangun hotel-hotel kecil, sebagai hotel transit.
Walau hotel-hotel itu kecil, bukan berarti kumuh atau jelek. Hotel-hotel itu tetap berkelas wisatawan. Ada kelas hotel, Ada juga klas apartemen atau kondominium dan kelas studio.
Berjalan sejauh itu, mungkin tidak terlalu membuat capek bagi Jepang atau orang muda, tetapi sangat membuat capek bagi lansia yang tidak memakai kursi roda.
Apalagi, ketika kita ke stasiun ini, tujuannya jelas yaitu ke tempat-tempat belanja, karena di sekitar LalaPort Tokyo Bay itu, ada deretan shopping center, bahkan banyak sekali warehouse atau factory outlet.
Artinya, jika kita sudah cukup capek untuk keluar dari Stasiun Minami Funabashi ini, kita akan semakin capek untuk berbelanja!
Jadi, mereka membangun sebuah fasilitas travelator, sebagian ban berjalan sepanjang sekitar 400 meter, untuk menghemat waktu dan tenaga, bagi yang menginginkannya. Karena, ternyata tidak semua orang mau melewati travelator itu.
Karena, dari permukaan datar seperti foto di atas, kita tidak boleh menyeberang. Kita harus keluar dari stasiun ini dulu, lalu kita naik tangga atau naik lift, baru kita menyeberang sesuai tujuan kita. Trus, turun lagi ke tempat tujuan kita.
Jadi, konsepnya selalu:
Turun dari kereta (lantai basement 1 or 2 or 3, tergantung besarnya stasiun), naik ke lantai atau ke stasiun, dan turun lagi, keluar stasiun.
Untuk stasiun Minami Funabashi, turun kereta (lantai basement), naik ke stasiun (lantai 2), turun ke permukaan jalan (lantai 1), berjalan atau travelator 450 meter, naik lagi ke jembatan layang atau menyeberang, turun lagi menuju tujuan masing-masing.
Semua teratur, semua sangat rapi, tanpa ada yang melanggar. Tertib dan disiplin.
Ribet, ya?
Jika di Jakarta, semua dilakukan dengan "jalan pintas", atau melompat, hihihi...
Cerita-ceritaku di Jepang memang tidak terbatas. Banyak sekali titik-titik yang perlu aku tuliskan supaya tidak menghilang dari kenangan dan perenunganku. Bahkan, sebuah stasiun kereta saja aku merasa harus kuceritakan, karena memang stasiun ini sungguh keren, menurutku.
Jepang, memang sebuah negeri inspirasi. Bahan, dari sebuah stasiun di kota kecil di Minami Funanshi, perenunganku semakin dalam.
Kapan Indonesia bisa juga menjadi sebuah negeri inspirasi?
Catatan :
Yang jelas, semua stasiun di Jepang ini benar-benar "ramah disabilitas"