Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Blogger partikelir

Antusias pada perubahan, aktif dalam gerakan kerelawanan sosial dan sedang mengembangkan bisnis berbasikan sosioprenership. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual, pencarian makna, dah bahkan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Selain mengelola channel podcast di Youtube Podcast Pedjuang! juga menjadi Pembina Gerakan Turuntangan, sebuah gerakan mengajak anak-anak muda untuk berani turun tangan dari pada sekedar urun angan. Kenal lebih lanjut follow instagram @chozin.id | fb.com/chozin.muhammad | twitter: @chozin_id | tiktok @chozinnews

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Super Keren! Perpustakaan Jakarta dan PDS HB Jassin di TIM

9 Juli 2022   07:23 Diperbarui: 9 Juli 2022   07:43 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Faktor ketiga tidak lain dan tidak bukan adalah faktor kebutuhan serta gaya hidup. Sama seperti manusia yang membutuhkan makan, minum, gizi juga istrahat agar tetap hidup dan sehat. Atawa seperti ada yang kurang jika dalam sehari tidak mengopi. Sama halnya, jika tidak membaca buku atawa tidak mengunjungi perpustakaan dalam sehari. Hidup menjadi gelisah dan seperti ada yang kurang. Dalam hal ini, membaca buku dan mengunjungi perpustakaan menjadi kebutuhan hidup masyarakat urban.

Sedangkan menjadi gaya hidup, maksudnya adalah tak keren jika tak membaca buku. Bukan orang kota kalau tak punya kartu perpustakaan. Bukan orang gaul kalau tidak nongkrong di perpustakaan, dan seterusnya. Ketiga faktor itu harus terus dinafasi dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, senimanpekerja seni, budayawan dan seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

Artinya, pertumbuhan minat baca serta kecintaan terhadap buku dan perpustakaan bukanlah menjadi keniscayaan di DKI Jakarta pada khususnya, dan di negeri ini pada umumnya. Jika sudah demikian, secara langsung maupun tidak langsung kualitas dari masyarakat Indonesia semakin bertumbuh kearah yang lebih baik dan paralel dengan daya saing bangsa serta negara Indonesia di dunia internasional.

Sebab buku bukanlah sekadar himpunan ilmu pengetahuan tapi juga mengandung nilai-nilai kehidupan. Sedangkan perpustakaan bukanlah sekadar tempat tapi sudah menjadi rumah ketiga. Rumah pertama adalah keluarga, rumah kedua sekolah atawa kampus atawa tempat bekerja atawa kantor. Sedang rumah ketiganya atawa rumah yang selalu mengajak setiap orang untuk datang, datang dan datang lagi ke perpustakaan. Semoga. []

Baca Juga

Budaya Hari Ini, Hakikatnya adalah Terobosan di Masa Lalu

Kepemimpinan Transaksional vs Transformasional

Gapura Chinatown Penanda Persatuan di Atas Keberagaman

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun