Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Nakhoda, Selamatkan Kapalmu

21 Desember 2019   19:50 Diperbarui: 23 Desember 2019   05:14 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Nahkoda KM Kelimutu (TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)

"Kapten, saya tidak rela kapal kita mengangkut orang lain. Saya rasa kapal kita ini tidak cukup kuat dan luas untuk menampung orang lain."

"Tetapi kita harus menyelamatkannya."

"Bila kapten bersikeras akan menyelamatkannya, bukan mustahil malah kapal kita malah yang akan ikut pecah dan tenggelam. Kapal ini tidak sekuat yang kapten pikirkan."

"Kalau begitu kita tarik dan gandeng saja sampai dia menemukan kapal yang mau menerimanya."

"Apa kapten berani menjamin kapal kita cukup kuat untuk menariknya?"

"Apa saranmu?"

"Lepaskan dan biarkan dia mencari nasib dan kehidupannya sendiri. Kita sudah selamat melewati badai besar tadi. Namun belum tentu bisa selamat bila harus menyelamatkannya."

Sang kapten akhirnya melepaskan tali penyelamat yang dipakai untuk menarik si wanita tadi. Dia lebih memilih menyelamatkan kapal kecilnya, daripada harus menyelamatkan si wanita dan membuat badai lain dalam kapalnya.

Kapten, sang istri dan kedua anaknya meneruskan perjalanan ke tanah harapan. Entah badai apa lagi yang akan menghadang di perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun