Mohon tunggu...
Chika Azrilla
Chika Azrilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I'm still learning.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Media Massa Menghadapi Serangan Media Sosial

6 Mei 2021   19:47 Diperbarui: 6 Mei 2021   19:45 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada era ini, masyarakat dapat menyampaikan dan menerima pesan informasi melalui media sosial karena cepat dan mudah diakses. Apakah dengan bangkitnya media sosial ini menjadi ancaman yang dapat meruntuhkan media massa?

Kemajuan teknologi yang pesat dan berpindahnya persebaran informasi dari media konvensional ke media sosial juga dapat mengubah perilaku masyarakat dalam mengonsumsi informasi. Terutama untuk para generasi muda yang tumbuh besar di era yang teknologi digitalnya sudah sangat maju. Tidak sedikit media cetak (koran, tabloid, dan majalah) dan media elektronik (radio dan televisi) gulung tikar, karena di era digital ini masyarakat dapat mengakses informasi kapan saja dan di mana saja tanpa harus menunggu surat kabar diterbitkan dan berita disiarkan di radio dan TV.

Media sosial yang saat ini sudah menjadi 'normal' di kalangan masyarakat ini bersifat dua arah, berbeda dengan media konvensional yang hanya memiliki satu arah sehingga masyarakat tidak bisa berinteraksi dan mendapat  feedback secara langsung. Selain itu, di media sosial masyarakat bukan hanya menjadi konsumen tapi juga bisa menjadi produsen tanpa harus terikat dengan perusahaan pers.

Hal ini tentu menjadi ancaman bagi media massa. Maka dari itu, media massa harus membuat inovasi baru agar dapat mempertahankan eksistensinya di era digital ini. Beberapa cara atau strategi yang dapat dilakukan oleh media massa antara lain adalah sebagai berikut,

1. MERGER

Seperti yang kita ketahui merger berarti penggabungan perusahaan untuk menghasilkan usaha yang baru. Dalam media ini sudah ada beberapa perusahaan media massa yang melakukan merger dengan perusahaan media sejenis atau perusahaan media dengan paltform berbeda.

Melalui merger ini, media dapat menguasai pasar informasi. Pengiklanan juga dapat kemudahan dengan coverage yang lebih luas. Cukup memiliki hubungan dengan satu pihak, maka iklannya dapat dimuat di berbagai media yang dimiliki perusahaan media tersebut.

2. KONVERGENSI

Adanya kemajuan teknologi dapat membantu media mendistribusikan sebuah produk melalui berbagai format dan platform. Maka dari itu media massa bisa melakukan konvergensi untuk mengintegrasikan media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke sati titik tujuan, agar produk media tersebut dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.

Dengan melakukan konvergensi produk media dapat didistribusikan ke berbagai platform seperti koran, majalah, e-paper, radio, TV, dan portal. Seorang jurnalis juga dapat mengolah satu sumber berita untuk berbagai platform yang berbeda.

3. DIVERSIFIKASI KE MEDIA SOSIAL

Media sosial saat ini sudah menjadi sesuatu yang normal di kehidupan masyarakat. Penggunaan internet di Indonesia selama setahun sudah meningkat 15,5% yang membuat penggunaan internet pada awal 2021 mencapai angka 73,7%. Perusahaan media massa mau tidak mau harus melakukan diversifikasi ke media sosial seperti layanan streaming atau konten audio seperti podcast untuk menarik audiens atau penggemar. Tetapi media konvensional seperti koran, dan radio tetap dijalankan sebagai bukti eksistensi media tersebut. Akun media sosial juga dapat dihubungkan dengan google adsense untuk memberi penghasilan.

4. LAYANAN ON DEMAND

Layanan on demand adalah layanan yang menyediakan jasa kapan saja saat konsumen menginginkannya. Biasanya layanan on demand ini menyediakan film atau serial TV melalui platform yang dapat diakses penggunanya kapan saja dan di mana saja, contohnya seperti Netflix, Disney+ Hotstar, dan Viu.

Meningkatnya layanan VOD ini berpengaruh kepada media pertelevisian, penjualan layanan VOD secara global meningkat 11% sedangkan pendapatan televisi konvensional menurun hingga 6%. Maka dari itu, perusahaan konvensional sekarang ini banyak yang menyediakan layanan on demand seperti media cetak yang menerapkan konsep e-paper dan koran elektronik. Banyak juga layanan yang menyediakan file audio dan berita seperti Spotify, Noice, dan RCTI+.

Itu dia strategi yang dapat dilakukan perusahaan media massa untuk mempertahankan media massa di era global ini. Eksistensi media massa tidak akan hilang jika mereka kreatif dalam menciptakan inovasi yang baru. Sebab, di industri 4.0 ini, media konvensional tetap menjadi sumber terpercaya masyarakat dalam menerima informasi atau berita yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun