Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Luis Diaz dan Pelajaran Mengelola Tekanan ala Liverpool dan Manchester City

6 April 2022   09:35 Diperbarui: 6 April 2022   09:36 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah potongan pertandingan Manchester City versus Atletico Madrid, Rabu (6/4/2022) dini hari WIB: dailymail.co.uk

Dua pertandingan pertama di leg pertama babak perempat final Liga Champions, Rabu (6/4/2022) dini hari WIB, sepenuhnya menjadi milik klub-klub Inggris. Liverpool dan Manchester City berhasil menaklukkan tantangan pertama dalam perjalanan menuju babak semifinal.

Liverpool berhasil membungkam tuan rumah Benfica di Estadio da Luz  dengan skor 3-1. Sementara itu, City yang bermain di kandang sendiri di Etihad Stadium sukses menekuk Atletico Madrid satu gol tanpa balas.

Kemenangan klub-klub Liga Primer Inggris tentu tidak mudah. Mereka harus menghadapi serangkaian tekanan baik dari dalam maupun dari luar pertandingan. Memang situasi seperti ini bukan hal baru dalam dunia sepak bola, apalagi di pentas sebesar Liga Champions.

Pesona Luis Diaz

Salah satu pemain Liverpool yang mencuri perhatian di laga ini adalah Luis Diaz. Pemain internasional Kolombia itu memberi satu asis bagi gol kedua yang diciptakan Sadio Mane di menit ke-34.

Gol itu menyusul tandukan Ibrahim Konate di menit ke-17 meneruskan sepak pojok Andrew Robertson.

Diaz, 25 tahun pun ikut mencatatkan namanya di papan skor. Ia mencetak gol ketiga di menit ke-87, berkat umpan Naby Keita.

Gol tersebut mengunci Benfica yang sempat memperkecil ketertinggalan di awal babak kedua melalui Darwin Nunez.

Diaz menunjukkan penampilan impresif sepanjang pertandingan. Ia menjawab kepercayaan Jurgen Klopp yang memberinya waktu bermain sejak awal dan tak tergantikan hingga usai. Hal ini berbeda dengan dua bomber Liverpool lainnya yakni Mohamed Salah dan Mane yang harus berganti kesempatan dengan Diogo Jota dan Roberto Firmino.

Status tim tamu tak menyurutkan semangat para pemain Liverpool. Mereka mampu mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola hampir 70 persen. Sebanyak 18 kali mereka mengancam gawang tuan rumah dengan delapan di antaranya mengenai sasaran.

Liverpool menghadapi tekanan besar dari luar stadion. Dominasi para fan tuan rumah tidak hanya menekan mereka dengan pekikan, tetapi lebih dari itu mereka meneror secara fisik.

Diaz mendapat serangan saat ia melakukan selebrasi bersama Naby Keita, Andy Robertson, dan Firmino, di hadapan penggemar Benfica. Saat ia berbalik badan, seorang penggemar melempar tongkat ke arahnya.

Diaz mungkin tak menyadari karena begitu larut dalam kegembiraan. Gol pertama di pentas elite itu bersama klub yang mulai dibelanya sejak Januari tahun ini.

Namun, kejadian seperti itu tak hanya sekali terjadi. Ia kembali mendapat sambutan tak mengenakan saat menerima penghargaa  "Man of The Match" setelah peluit akhir dibunyikan.

Sesungguhnya Diaz tak memiliki masalah dengan para penggemar Benfica. Ia hanyalah mantan pemain FC Porto, mantan rival Benfica.

Luis Diaz mendapat lemparan dari fan Benfica saat menerima trofi
Luis Diaz mendapat lemparan dari fan Benfica saat menerima trofi "Man of The Match": Dailymail.co.uk

Teror juga diterima Andrew Robertson. Saat mengambil tendangan penjuru, bek kiri itu disambut dengan lemparan pemantik. Rekasi pemain kelahiran Glasgow itu sungguh menarik.

Alih-alih mengecam, ia justru membalasnya dengan sindiran menohok. "Saya dilempari beberapa lighter (geretan/pemantik api) saat tengah mengambil sepak pojok. Mungkin ini akan membuat mereka berhenti merokok - jadi saya akan mengambil sisi positif dari itu!," begitu Andrew melansir BBC.com.

Keunggulan dua gol menjadi modal penting bagi The Reds di leg kedua nanti. Bermain di kandang sendiri, di Stadion Anfield, Si Merah hanya perlu bermain imbang untuk menggenggam tiket semifinal.

Selisih dua gol tentu belum aman. Liverpool harus mengantisipasi "comeback" Benfica seperti saat menyingkirkan Ajax Amsterdam di babak sebelumnya.

Namun, kemenangan itu memberi Liverpool harapan. Tidak hanya kans besar di kompetisi tersebut, tetapi juga peluang meraih empat gelar di tengah padatnya jadwal pertandingan.

Mereka akan menghadapi Manchester City pada akhir pekan ini, lalu bersua tim serupa di semifinal Piala FA, enam hari berselang.

Buah kesabaran

Lain Liverpool, lain pula City. The Citizen memiliki tantangan berat justru di lapangan pertandingan. Status tuan rumah tak memberi mereka keuntungan mudah. Pasukan Pep Guardiola harus bersusah payah mencetak satu-satunya gol.

Gol itu pun baru terjadi di menit ke-70 melalui Kevin De Bruyne. Phil Foden mengirim umpan melewati sela kaki Reinildo. De Bruyne yang lolos dari kawalan menyambutnya dengan tendakan mendatar yang mematikan. Jan Oblak hanya bisa melihat bola itu bersarang di gawangnya.

Foden mampu membuat perbedaan walau baru saja masuk lapangan dua menit sebelumnya, menggantikan Riyad Mahrez.

Namun, gol ini sesungguhnya adalah buah dari perjuangan tuan rumah. Mereka harus berjibaku menerobos benteng pertahanan Los Rojiblancos. Atletico menerapkan strategi bertahan total, sesuatu yang bukan hal baru dalam kamus Diego Simeone.

Mereka lebih memilih menjadi tim inferior dalam hal penguasaan bola asalkan gawangnya tetap steril. City sebaliknya. Serangan menggebu-gebu dan begitu superior dalam hal "ball possession."

Memiliki penguasaan bola 71 persen, berbanding 29 persen dan melepaskan 15 tembakan namun hanya dua dari antaranya yang mengenai target, dengan satu gol yang tercipta.

Statistik pertandingan Manchester City versus Atletico Madrid: BBC.com
Statistik pertandingan Manchester City versus Atletico Madrid: BBC.com

Statistik sungguh menegaskan opsi main bertahan Atletico yang tidak memiliki satu pun "shots" dan "shots on target." Satu-satunya keunggulan statistic Los Colchoneros adalah pelanggaran: 13 berbanding delapan.

Tidak hanya tenaga yang terkuras, perasaan skuat City juga ikut diperas. Rasa frustrasi yang membuncah sepanjang lebih dari satu jam kemudian berbuah manis. Juara LaLiga yang bertahan begitu dalam akhirnya kebobolan juga. Mereka lengah dan City berhasil memanfaatkannya.

De Bruyne seperti para penggemar lainnya tentu angkat topi dengan cara kerja City. Mereka mampu menekan rasa putus asa mencapai puncak. Mereka bisa bertahan untuk menekan pertahanan Atletico yang memasang lima pemain di are pertahanan dan lima pemain di lini tengah.

"Mereka solid, itu cara bermain mereka. Kami bermain bagus dalam situasi tersebut, sulit untuk menciptakan peluang. Babak pertama berjalan ketat, kami tidak memberikan apa-apa. Babak kedua kami mengiklankan beberapa peluang dan kami mengambil satu. Saya berlari, Phil menemukan saya dengan sempurna. Saya harus tetap tenang dan untungnya saya melakukannya," ungkap De Bruyne kepada BT Sport melansir BBC.co.uk.

Saya menduga, Simeone memang sengaja bersiasat seperti itu. Mereka ingin menguji sekaligus mencoba peruntungan dari rasa frustrasi lawan. Kalau memungkinkan mencuri gol. Bila tidak pulang dengan hasil imbang akan lebih dari cukup.

Strategi Atletico sebenarnya hampir saja berhasil. Hanya saja, City yang tidak ingin kehilangan peluang mencetak gol di laga kandang, tidak sampai terpancing. City tahu bila sampai imbang mereka akan menghadapi kesulitan berganda di leg kedua.

Pertandingan menentukan di Wanda Metropolitano akan lebih banyak menguras energi dan emosi menghadapi tekanan tuan rumah sekaligus kejutan strategi berbeda dari Simeone.

Akhirnya, kata-kata De Bruyne ini lebih dari cukup mengkonklusi penampilan City kali ini.

"Cara kami bermain bagus karena kami tidak memberikan apa pun. Kami tetap tenang dan sabar. Cobalah mencari ruang, Anda akan kehilangan bola karena sangat kompak. Kami memiliki beberapa peluang di babak kedua dan berhasil ambil satu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun