Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kisah Greysia Polii, Luka dan Duka Dibawa Berlari hingga Emas Olimpiade

3 Agustus 2021   04:49 Diperbarui: 28 Maret 2022   11:38 2974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu larut dalam tangis bahagia usai meraih emas Olimpiade Tokyo| Sumber: Yves Lacroix/Badminton Photo via badmintonindonesia.org

Keduanya dianggap telah berbuat curang, melanggar kode etik. Mereka dituduh tak sportif. Sengaja mengalah di babak Grup C saat menghadapi wakil Korea Selatan, Ha Jung Eun/Kim Min Jung untuk menghindari lawan yang lebih berat, ganda putri Tiongkok, Wang Xiaoli/Yu Yang di babak perempat final

Bersama pasangan TIongkok dan Korea Selatan mereka didiskualifikasi. Langkah mereka di Olimpiade London otomatis terhenti. Tidak ada kesempatan apapun untuk meraih medali.

Pengalaman didiskualifikasi itu tidak hanya mencederai nama baik Indonesia, negara yang telah diakui dunia sebagai salah satu raksasa di cabang tersebut dengan berbagai prestasi mentereng kelas dunia. Dunia tidak menyangka salah satu raksasa itu nekat berbuat curang.

Apakah Greys/Meiliana benar-benar tak sportif saat itu? Keduanya sudah bermain optimal dan hal tersebut menjadi bagian dari strategi? Entahlah.

Yang pasti diusir dari panggung besar itu menjadi tamparan keras. Langkah Greys selanjutnya pun selalu dibayangi peristiwa pahit itu.

Nyaris Pensiun

Empat tahun berselang, Greys kembali pentas di panggung Olimpiade. Saat itu ia berganti pasangan. Bersama Nitya Krishinda Maheswari mereka mencoba untuk menunjukkan yang terbaik di Rio de Janeiro, dengan menjunjung tinggi sportivitas, tentu saja.

Hasilnya? Keduanya berhasil menjadi juara grup. Selanjutnya bertemu Yu Yang/Tang Yuanting di delapan besar. Namun, pasangan Tiongkok itu masih terlalu tangguh. Greys/Nitya tak kuasa menghindari kekalahan telak, 11-21 dan 14-21.

Gagal mendapat medali di Brasil tentu mengecewakan. Tidak sampai di situ. Seperti sudah jatuh tertimpa tangga lagi, Greys harus menghadapi kenyataan cedera serius yang dialami pasangannya. Nitya tak punya pilihan lain selain memutuskan gantung raket.

Greys dan Nitya adalah pasangan yang kompak. Mereka mampu bersaing dengan ganda-ganda kelas dunia lainnya. Puncak prestasi mereka adalah medali emas Asian Games 2014. Tidak main-main. Mereka mengalahkan unggulan pertama asal Jepang, Miyaki Matsutomo/Ayaka Takahashi di partai final.

Kemenangan straight set, 21-15 dan 21-9 itu sontak menjadi berita besar di tanah air. Itu medali pertama dari ganda putri setelah menahan puasa panjang selama 36 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun