Mohon tunggu...
sichanang
sichanang Mohon Tunggu... Gak perlu ucapan terimakasih atas pelaksanaan tugas!

Penulis. Blog pribadi : www.sichanang.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Doa Di Akhir Ramadhan

30 Maret 2025   16:30 Diperbarui: 30 Maret 2025   01:21 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali fitri...(Sumber foto koleksi pribadi)

Sore ini, di akhir Ramadhan tampak Jimin bergegas memasuki masjid kampungnya bersamaan dengan berakhirnya kumandang adzan Ashar. Jimin mengenakan sarung berwarna putih, baju koko juga putih, dan peci hitam. Langkahnya mantab menuju ujung masjid barisan depan yang masih kosong. Berdiri di pojok itu Jimin bersiap menjalankan sholat Tahiyatul Masjid. Lelaki berumur setengah abad itu tampak khusyuk dalam ibadah penghormatan pada masjid. Sisa-sisa air wudhu masih menetes satu dua.

Jimin tetap duduk di posisinya menunggu iqomah menuju sholat Ashar. Di belakangnya mulai berdatangan jamaah yang akan mengikuti sholat. Dan, hingga usai menjalankan sholat Ashar berjamaah plus sholat sunah, Jimin masih melanjutkan duduk di shaf terdepan paling ujung kanan. Di tengadahkan tangannya sambil melafalkan doa yang sangat panjang. Jamah yang tadi mengisi setengah masjid sudah mulai meninggalkannya, kini tinggal Jimin seorang diri masih dalam posisi berdoa di dalam masjid.

Di luar, di serambi masjid bang Ghofar, marbot masjid menyibukkan diri mengepel bekas kaki dan air yang tersisa di lantai berwarna putih itu. Hingga pekerjaannya rampung, bang Ghofar sempat menengok ke dalam masjid, dilihatnya Jimin masih dalam posisi berdoa. Lalu, bang Ghofar memilih istirahat, duduk bersandar pada pilar di serambi masjid. 

Meski matanya terpejam, telinga bang Ghofar terjaga saat mendengar langkah Jimin keluar dari dalam masjid. Padahal langkah Jimin sudah digerakkan sangat hati-hati ketika mengetahui bang Ghofar bersandar sambil memejamkan matanya.

"Doa sampeyan panjang banget mas," sapa bang Ghofar pada Jimin yang langkahnya baru mencapai satu sendal. 

Jimin membatalkan memakai sendal karena sapaan itu. Ia kembali melepas sendal di satu kakinya, lalu melangkah mendekati bang Ghofar. 

"Iya bang, mumpung masih tersisa Ramadhan-nya, kusempatkan memperbanyak doa, mohon ampunan pada Allah SWT." Jimin lalu mengambil posisi duduk di seberang bang Ghofar.

"Rupanya bener-bener akan tobatan nasuha sampeyan dengan doa permohanan ampunan sepanjang itu!"

"Yah semampuku saja bang, berikhtiar."

"Bukan melebihkan ya, kayaknya salah dan dosa sampeyan gak sebanyak itu deh!?" bang Ghofar menyimpan penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun