Mohon tunggu...
Ibnul Fadani
Ibnul Fadani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis | Pembaca | Atlet

Menulis adalah cara terbaik untuk berbicara tanpa diganggu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Kecil Kehilangan Harapan

5 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 5 Juni 2023   19:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anak Kecil yang Kehilangan Harapan

Di dalam alam bayang-bayang kelam,
Seorang anak kecil tumbuh tanpa harapan.
Bermimpinya terhempas oleh angin yang dingin,
Hatinya hancur, seakan tak punya arti.

Biru mata kecilnya, dulu penuh ceria,
Namun, senyuman itu kini telah memudar.
Dia ditinggalkan dalam kepedihan,
Dalam dunia yang penuh keputusasaan.

Harapan-harapan yang pernah ia kenal,
Kini lenyap, seiring waktu berlalu.
Seperti pohon yang layu dan mati,
Ia merasa terpinggirkan di bumi yang sunyi.

Dia duduk sendiri di sudut kamar,
Menatap jendela, merindukan keajaiban.
Namun, dunia di luar terasa begitu jauh,
Dia terperangkap dalam kegelapan yang mencekam.

Pada malam yang sunyi, ia menangis dalam diam,
Air mata mengalir di pipinya yang halus.
Ia merasakan kekosongan dalam dirinya,
Tak lagi ada harapan yang mengisi hatinya.

Tapi jangan biarkan ia tenggelam dalam kesedihan,
Jangan biarkan harapannya benar-benar padam.
Mari kita berikan cahaya dan kasih sayang,
Untuk anak kecil yang kehilangan harapan.

Biarlah kita menjadi bintang di malamnya,
Mengajarinya kembali tentang impian yang indah.
Bersama-sama kita membangun jembatan cinta,
Untuk mengembalikan harapan dalam hidupnya.

Karena di setiap jiwa yang kecil dan rapuh,
Ada potensi yang tak terbatas untuk tumbuh.
Beri mereka kekuatan untuk melihat masa depan,
Dan harapan akan kembali menerangi dunia mereka.

Anak kecil yang kehilangan harapan,
Kamu tak sendirian di dalam kegelapan.
Bersama kita, mari kita pulihkan hati yang remuk,
Dan bawa harapan kembali, secerah mentari pagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun