Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Editor - Bhinneka Tunggal Ika

Catatan samhudibhai

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Diberi Upah Per Jam, Tukang Kuli Bangunan Ini Semakin Semangat Bekerja

13 Oktober 2020   13:33 Diperbarui: 13 Oktober 2020   13:51 2282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Nyata ini dari Seorang Tukang Kuli Bangunan yang mampu menafkahi anak dan istrinya tidak sama sekali mengeluh atau menggerutu dikala jaman sulit masa pandemi Covid-19 ini. Beliau justru sedang Banjir job alias orderan untuk menggarap atau merenovasi dari rumah ke rumah.

"..Coba tanyakan kepada Seorang Tukang Kuli Bangunan, dibayar berapa sehari jika sesuai dengan dengan kebutuhan hidup maka Saya Siap kerja diproyek itu, kata dedi yang menayakan kepada Saya tentang gaji Tukang bangunan dalam sehari.."

Dimasa pandemi ini yang kata orang pada mengeluh serta sulit nya mendapatkan pekerjaan baru akibat kena PHK imbas dari Covid-19 namun tidak bagi Dedi seorang tukang kuli bangunan yang serba berkecukupan dalam ekonominnya hanya dengan bekerja sebagai kuli bangunan.

Rumah yang digarap oleh mas Dedi|Dokpri
Rumah yang digarap oleh mas Dedi|Dokpri

Dedi pria asal Brebes jawa tengah ketika saya temui dikontrakanya dibilangan Jakarta Utara Tanjung Priuk, dirinya telah puluhan Tahun menggeluti bidang kuli bangunan tersebut. Saya sempet bertanya, apa sih triknya agar bisa kontinyu sebagai seorang Tukang serta adakah ilmu tersendiri untuk menjadi tukang?

"Semua tergantung niat mas Sam? Beliau memulai menjawab pertanyaaku perihal suka dukanya menjadi tukang bangunan. "Hal yang perlu digaris bawahi agar kita menjadi tukang adalah istiqomah alias terus menerus tanpa lelah karena ikut tukang itu harus sabar" timpalnya.

"Terkadang ada seorang kernek bangunan yang ikut tukang namun tidak betah apakah itu karena gajinya sedikit atau gimana pak Ded?" Kata Saya

"Orang sebenarnya mau betah mau tidak itu bukan persoalan duit alias gajuanya sedikit namun lebih dari itu adalah keniatan. Dalam bidang apap pun ketja tanpa niat yang sungguh-sungguh tidak bakalan jadi" sambung mas Dedi.

Proses pengecoran dengan gunakan sendok kayu untuk menghaluskan permukaan |Dokpri
Proses pengecoran dengan gunakan sendok kayu untuk menghaluskan permukaan |Dokpri
"Lalu kalo boleh Saya Tau berapa sih menjadi tukang bangunan maksud Saya dibayar berapa sehari? " Kata Saya.

"Di Jaman Ekonomi sulit semacam ini kerja apa aja lah yang penting halal yang penting barokah, ucap mas Dedi".

"..Apa maning sing lagi rame diseluruh wilayah diseluruh daerah orang-orang pada sok-sokan dema-demo soal uu citpa kerja soal omnibus law yang ujung-ujungnya malah memberontak Pemerintahan yang SAH yakni mereka ingin menurunkan Presiden Jokowi, semua dari atasan sampai bawahan sibuk mencari sensasi sendiri-sendiri..".

 Ora perlu lah demo-demo tanpa arah tujuan seng jelas.. sebab Pemerintah ciptakan ruu cipta kerja ya untuk kita-kita juga sebagai buruh.."  dadi ora perlu demo ora perlu anarkis.." Timpal mas Dedi dengan logat bahasa Brebesnnya. 

..Mas Dedi pernah ngak di bayar sama bosnnya denga Upah Per Jam? Saya kembali bertanya..

"Bukan pernah lagi tapi sering bahkan bisa dibilang setiap hari, kata mas Dedi..

"Iya itu tadi seperti yang Saya bilang bahwa kerja sebagai Tukang bangunan itu seperti sekarang yang jelas harus disesuaikan dulu sebeleum dikerjakan. Artinya jika tuan rumah menggendaki untuk diborong sampai selesai. Atau dengan harian dengan bayaran tukang 160 ribu rupiah dan kernek 130 ribu rupiah. Tergantung tuan rumah yang meminta.." jelas mas Dedi.

Rame-rame tukang dan kernek bangunan bahu membahu dalam pengerjaan ngecor|Dokpri
Rame-rame tukang dan kernek bangunan bahu membahu dalam pengerjaan ngecor|Dokpri
Ohh jadi sistemnnya borongan ya mas Ded? Timpal saya..

"Untuk saat sekarang ini yang sedang Saya kerjakan ini adalah sistem harian artinya kerja pada umumnya dimulai dari Jam 08.00 WIB sampai dengan jam 05.00 WIB sore. Jika dengan sistem borong maka akan kita lanjutkan dengan lebur yang dibayar dengan Upah Per Jam. Jadi misale dari jam 05.00 dilanjut sampai dengan jam 08.00 malam maka tiap Upah Per Jam nya misal 50 ribu rupiah tinggal dikaliin aja gitu..  sebab kerja lebur ada yang langsung dibayar dengan Upah Per Jam ada juga yang dihitung satu dua. Artinya masuk kerja satu hari dihitung dua hari. Jelas mas Dedi.

Penjelasan mas Dedi ini begitu mengena dihati, selain memberi tahu tentang omnibus lau dan ruu ciptaker juga semakin menjadi tambah wawasan Saya bahwasannya bekerja dalam bidang apa pun tidak ada yang hina dan tercela. Sebijak apa pun dan sebaik apa pun keputusan Pemerintah Wajib kita terima. Tidak ada di dunia mana pun seorang pemimpin yang mau menyengsarakan rakyatnya. 

Dengan semangat 45 mas Dedi bekerja dengan Upah Per Jam|Dokpri
Dengan semangat 45 mas Dedi bekerja dengan Upah Per Jam|Dokpri

Belajar yang sungguh-sungguh maka akan ada hasil seperti yang Saya dapat pelajaran dari seorang tukang kuli bangunan mas Dedi serta bapak dengan dua orang anak ini yang sukses dalam menghidupi keluargannya. 

Bahkan menurutnya kedua anaknya kini yang kecil umur 18 tahun telah menempuh pendidikan di MAN Negeri Brebes-Jawa Tengah dan yang kedua umur 24 tahun telah bekerja disebuah perusahaan dibilangan Jakarta Utara. Semuanya cowok anak dari pada mas Dedi yang masih jomlo seperti saya.

Apa lagi jika bangunan rumah belom 100% jadi maka jika ngecor jika hari ini misalkan diadakan pengecoran atap maka seluruh aktifitas baik tukang maupun kernek fokus untuk satu perkerjaan itu. Ngecor dengan masing-masing tugas akan cepet selesai dan biasa dikerjakan paling cepet dua hari, itu juga langsung dengan Upah Per Jam ada juga yang harian tapi biasa kalau tukang dihitungnnya dengan Upah Per Jam sebab berbeda bidang kerjanya yakni mengatur adukan serta meratakan batu coral yang sudah jadi adukan tersebut untuk kemudian diplester dengan sedok kayu untuk menghaluskan bagian permukaan pada coran tersebut.

Ada juga bagi pemilik mesin molen itupun sama dengan Upah Per Jamnya seperti tukang tersebut namun agak sedikit berbeda. Mesin molen (mesin adukan batu coral) sehari bisa mencapai 1 jutaan sudah termasuk bensin maupun solar. Jika dihitung dengan Upah Per Jam kemungkinan besar jauh lebih menguntungkan jika satu jamnya mencapai 40 sampai dengan 50 ribu rupiah.

Mesin molen untuk ngecor |Dokpri
Mesin molen untuk ngecor |Dokpri

Disisi lain pengecoran bangunan rumah atau apa pun jika dalam bangunan tersebut hanya dikerjakan oleh tukang dua dan kernek dua hal ini sudah biasa dan umum jika Upah Per Jam disana ratakan dengan kondisi bangunan. Misle bangunan rumah 10×10 maka Upah Per Jam nya pun sama. Selesai dihari itu selesai juga semua mendapat bagian masing-masing dalam hal Upah Oer Jam yang biasa dibungkus dengan amplop.

Namun pengalaman Saya pribadi yang oernah juga ikut ngecor dalam hal ini bagian Saya bersama sepuluh teman yang lain adalah nenteng adukan itu biasa menerima Upah Per Jam 30 ribu jika dengan lembur sampai jam 06.00 WIB. Jika harian lepas maka dalam sehari yakni dimulai pukul 08.00 WIb pagi s/d jam 04.00 Wib sore 200 ribu rupuah dalam sehari.

Tukang ketika mengadakan kerja seperti ngecor beda lagi dalam soal Upah Per Jam nya yakni jika dengan lembur daru jam 04. 00 s/d jam 06.00 Wib sore maka tiap Upah Per Jam nya menjadi 60 ribu rupiah dan jika kerja lepas maka masing-masing tukang mendapat bagian bayaranya menjadi 300 ribu rupiah beda cepek dengan kernet. Ini khusus untuk bangunan rumah atau proyek yang dikerjakan dengan manual alias dengan tenaga orang. Semua sudah lengkap dengan makan siang makan sore plus rokok dan kopinya.

Itulah sedikit pengalaman kerja sebagai tukang kuli bangunan yang sampai sekarang pernah Saya jalani. Sekali lagi semua tergantung niat dan kerjaapapun yang penting halal insyallah barokah. Seperti yang saya kutip dari tukang mas Dedi yang hingga kini masih exis dibidangnnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun