Mohon tunggu...
Rozaqul Anam
Rozaqul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer Properti Puisi

Instagram @rozaqulanam Twitter @rozaqulanam_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Untuk Saudaraku, Papua

10 September 2019   16:29 Diperbarui: 10 September 2019   16:45 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

UNTUK PAPUA

Aku heran,
Kenapa asing dengan bangsa sendiri?
Padahal tanahmu tempat pertama
mentari terbit menunaikan janji.

Aku bingung,
Kenapa seteguh itu kau bertahan?
Sejuta nasionalis kami tak mampu
menandingi soerang anak yang bahkan listrik pun tak pernah ia rasakan.

Papua, Kau tak pernah menuntut kaya raya meski dibesarkan
di atas hamparan emas.
Kau tak pernah menuntut ganti rugi
meski bertahun-tahun rumahmu tak diterangi cahaya lampu LED.

Papua, hanya menuntut setara
tanpa penindasan dan pengucilan oleh kita
yang sibuk dengan urusan dunia
daripada memikirkan saudara.

Papua, ku harap kau tetap percaya
Bhineka Tunggal Ika
yang dirumuskan orang tua kita
secara bersama.
Dariku,
yang memandangmu dengan mata hati.

Malang, 20 Agustus 2019

Puisi ini saya tulis usai membaca berita dari kanal media sosial dan portal online tentang gesekan yang terjadi di Surabaya.

Kolonialisme tidak melulu tentang belanda, kadang ia menjelma jadi diri kita.

Salam hangat,

R. Anam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun