Dari sisi anak sendiri, apakah mereka akan paham, menerima, dan auto berubah berganti karakter? Atau justru malah langsung melupakan semua teguran dan nasihat karena tidak mencatatnya saking buanyaknya?Â
Jika kepekaan kita sebagai ibu terasah, saya percaya kita bisa meminimalkan adagen yang membabi-buta itu dan mengoptimalkan nasihat kita. Peristiwa demi peristiwa akan terjadi, jika kepekaan kita sebagai ibu terasah, kita pasti akan bisa menyisipkan satu nasihat yang berhubungan dengan peristiwa itu, sehingga tidak akan mengusik dan melanggar batas privasi anak perempuan kita.
"Dik, Ibu tau Adik lagi suka. Ibu juga seneng Adik punya pacar. Tapi manage waktunya ya. Kalau telpon-an sampe larut terus, adik kecapean, ga fit, dan ga fokus nyiapin UTBK".
Satu tema nasihat yang dilontarkan di satu waktu saat nasi belum menjadi bubur, akan menjadi cerita cinta ibu pada putrinya.
Trus apa aja nasihat yang Ibu berikan? Olaaa buanyaaaak, berton-ton! Bahkan kadang nasihat itu tidak terpikirkan oleh kita karena perbedaan zaman antara sang ibu dan sang anak. Misalnya:
"Dik, jam 17 sudah sampai rumah ya. Ibu khawatir dia kecapean. Bantu dia biar puasanya komplit."
"Dik, pose fotonya jangan gitu please."
 "Ga ciuman kok, Bu. Dia hanya pura-pura."
"Tapi ga elok diliat, Dik. Yang normal-normal aja. Pacaran yang sehat ya".
"Dik, minta dia support Adik ya, biar adik lebih semangat ngerjain soal-soal (baca: persiapan UTBK)."
"Iya, Bu. Kami malah sampe buat perjanjian, biar Adik lebih banyak belajar".
"Dik, say sorry dulu dong kalau mau makan. Kan dia puasa".
"Oh ya ya."Â
Dan buanyakkkk lagi nasihat-nasihat seiring waktu berjalan. Aaah, cerita cinta ibu mengingatkan masa ituhhhh...
Baca artikel ini juga ya:
Labuan Bajo - Ketika Yang Kurang Mampu Ingin Meraih Mimpinya
Pendidikan Yang Terbaik
Yakin ke Bali Ga ke Gunung SangHyang?
Tips Nikah Tanpa Utang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI