Ada yang tenang dan sekaligus menyesakkan dalam tiap perjumpaan dengan senja.Â
Langit yang perlahan berubah warna, dari biru menjadi jingga, lalu meredup dalam bias keemasanseolah menjadi pengingat bahwa semua yang indah pada akhirnya akan berakhir.Â
Senja tak pernah abai menunjukkan bahwa waktu tak akan menunggu siapa pun.Â
Ia datang, memeluk, lalu pergi... tanpa menoleh.
Setiap kali menatap senja, aku seperti dihadapkan pada cermin besar kehidupan betapa cepat segalanya berlalu.Â
Detik-detik yang dulu terasa panjang kini tinggal kenangan yang samar.Â
Tawa, tangis, pelukan, pertemuan, bahkan perpisahansemuanya pernah terjadi di bawah langit yang sama, namun tak satu pun dapat diputar ulang.
Senja mengajarkanku satu hal paling sederhana namun paling menyakitkan waktu tak pernah kembali.Â
Dan karena itulah, setiap detik menjadi begitu berharga.Â
Tak ada yang bisa menggantikan waktu yang hilang karena penyesalan, kesalahan, atau keraguan.