Mohon tunggu...
Carni Sitiani
Carni Sitiani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Diary

Senja Mengajarkanku tentang Waktu yang Tak Pernah Kembali

5 Juli 2025   14:55 Diperbarui: 5 Juli 2025   14:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Matahari terbenam diatas laut. Sumber(Pixabay/boonkong)

Ada yang tenang dan sekaligus menyesakkan dalam tiap perjumpaan dengan senja. 

Langit yang perlahan berubah warna, dari biru menjadi jingga, lalu meredup dalam bias keemasanseolah menjadi pengingat bahwa semua yang indah pada akhirnya akan berakhir. 

Senja tak pernah abai menunjukkan bahwa waktu tak akan menunggu siapa pun. 

Ia datang, memeluk, lalu pergi... tanpa menoleh.

Setiap kali menatap senja, aku seperti dihadapkan pada cermin besar kehidupan betapa cepat segalanya berlalu. 

Detik-detik yang dulu terasa panjang kini tinggal kenangan yang samar. 

Tawa, tangis, pelukan, pertemuan, bahkan perpisahansemuanya pernah terjadi di bawah langit yang sama, namun tak satu pun dapat diputar ulang.

Senja mengajarkanku satu hal paling sederhana namun paling menyakitkan waktu tak pernah kembali. 

Dan karena itulah, setiap detik menjadi begitu berharga. 

Tak ada yang bisa menggantikan waktu yang hilang karena penyesalan, kesalahan, atau keraguan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun