Mohon tunggu...
Lila Carmelia
Lila Carmelia Mohon Tunggu... -

berawal senang membaca dan kemudian mencoba untuk menuangkan beragam imajinasi dalam sebuah cerita....semoga slalu menghibur para penikmat cerita pendek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Soledad

1 April 2018   13:28 Diperbarui: 1 April 2018   13:44 8497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak itu, kami mulai bersahabat. Anton memiliki seorang pacar. Perempuan itu berwajah keibuan, sangat lembut dan bersahaja. Persis mami...

Aku memujanya dalam hati. Wanita kedua yang kukagumi selain mami selama aku hidup. Namanya Amelia.   Aku memang menyayangkan hubungan yang terjalin antara Amelia dan Anton. Bukan karena mereka tampak tak serasi tapi lebih karena Amelia  sangat lembut dan rapuh.

Tak seperti mami yang tampak tegar dan kuat, Amelia tampak seperti Kristal yang harus selalu dijaga. Sayangnya Anton sangat tak mengerti perasaan Amelia yang sangat halus. Aku sering melihat Amelia menangis diam-diam. Sampai sering menasehati dia untuk mencari pacar yang lain saja yang mengerti dan menghargai dirinya.

Sampai suatu hari Amelia menghampiriku dengan matanya yang terlihat sembab karena menangis semalaman.

"Ada apa?"Tanyaku dengan cemas.

Amelia diam saja. Mungkin berusaha menjelaskan tapi tak ada sepatah katapun yang bisa dikeluarkannya. Kutuangkan segelas air putih agar dia tenang, menggenggam tangannya dengan kuat, membiarkan dia terisak-isak sampai tertidur di kamar kostku karena kelelahan.

****

Amelia menggeliat bangun. Hari sudah sore sekarang. Amelia tergesa-gesa bangun tapi dia terpaku di depan cermin. Memperhatikan dirinya sendiri dari ujung kepala sampai menghentikan gerakan matanya saat tiba di bagian perutnya dan mengelusnya. Aku mengerti sekarang mengapa dia tak ingin bicara apa-apa.

"Sudah bicara dengan Anton?"Aku menatapnya.

Amelia menganggukkan kepala. Masih dengan wajah sedih dan kepala yang menunduk.

"Apa katanya?"Tanyaku lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun