"Ada pekerjaan yang harus diselesaikan."Jawabku cepat.
Untuk pertamakali, aku meluangkan waktu menjemput Esra. Istri yang baru beberapa bulan ini kunikahi. Aku tak ingin Esra menjadikan ini sebagai ritual yang harus dikerjakan setiap hari.Â
"Mungkin aku tak bisa menjemputmu setiap hari seperti ini."
"Kamu tidak apa-apa kan?"
"Nggak apa-apa bang. Aku ngerti abang sibuk."
"Malam ini aku cuma ingin mengajak abang makan malam atau melakukan apa saja berdua."Esra berkata sambil menatapku di keremangan malam. Mobil kami melaju menuju sebuah tempat. Coffe shop tempat pertama kali aku diperkenalkan kepada Esra.
Aku hanya memesan secangkir kopi sementara Esra menambahkan sepotong cake coklat kesukaannya. Aku menatapnya saat dia menyantap cake itu. Esra terlihat sangat menikmati. Sampai sepotong cake itu habis, dia baru memandang ke arahku dan berkata,
"Aku punya hadiah untuk abang..."Katanya dengan senang.
"Hadiah apa?"Aku mencoba mengira-ngira.
Esra mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memperlihatkannya kepadaku.
"Positif..."Katanya sambil tersenyum.