Tak lama kemudian buah itupun dimakan. Rasanya sudah sangat masam, tak enak di lidah bahkan masih banyak getahnya. Kulitnya keras dan tebal namun daginnya sedikit. Bijinya sudah mulai lapuk dan menunjukkan tanda-tanda adanya jamur dan penyakit lainnya. Daging buahnya berwarna putih sngat kontras dengan yang sudah dimakan codot warnanya kuning madu, dan berbau harum namun apa mau di kata yang bagian manis sudah tak tersisa karena sudah dimakan Codot.
Setelah makan, Sang pemuda melanjutkan pekerjaannya kembali. Sampai di rumah perutnya terasa tidak enak, sakit, mulas, dan terasa sangat perih. Menginjak malam hari, rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Diminumlah sebuah obat, tetapi tetap tak bisa reda, di periksakan ke dokter ternyata dokter mengatakan bahwa sakitna tak ada obatnya.
Sang pemuda menderita penyakit yang tak tampak oleh makhluk apapun. Sang pemuda mengetahui secara pasti dia sakit apa, apa penyebabnya dan apa obatnya, dia tahu ini semua karena ''YANG MULIA TUAN CODOT,'' yang membuatnya menderita kesakitan tiada tara, sehingga tak ada satupun obat di dunia ini yang mampu menyembuhkannya. Lambat laun penyakitnya semakin menjadi
Sang pemuda seolah sampai seperti mayat hidup. Hidup tak merasakan apapun, hanya berpasrah melakoni jalan cerita yang sudah di buatkan untuknya, dengan keikhlasan di akhir hayat sang pemuda yang sakit hanya menunggu waktu hingga ajalnya mejemput sehingga dia akan terbebas dari penyakitnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI