1. Kecenderungan untuk menjadi seorang pelopor, inisiator, berada di depan, pemimpin, penggerak orang lain.
2. Kecenderungan untuk bekerjasama. Pandai berdiplomasi, rukun dan pandai menjaga perdamaian.
3. Kecenderungan untuk menikmati kepopuleran diri dan teman-teman, menikmati hidup.
4. Kecenderungan untuk merencanakan, ingin memastikan secara metode dan sistem, ingin hasil maksimal dan sumberdaya maksimal.
5. Kecenderungan untuk terbebas dari rutinitas. Ingin menikmati perjalanan, wisata, ingin kebebasan.
6. Kecenderungan untuk merawat keluarga, rumah dan menata rumah dengan indah, mengutamakan kerabat.
7. Kecenderungan untuk berpikir dalam, mencari kebenaran yang berada di balik fenomena, mengetahui apa yang ada di balik penampakan luar.
8. Kecenderungan untuk bersaing, mencari perolehan, keuntungan, uang dan berambisi besar.
9. Kecenderungan untuk memandang semua hal dengan pemandangan yang lebih besar dan luas, berjiwa sosial dan bercita cita mulia.
Tentu saja pengaruh potensi atau kecenderungan itu baru sebatas impuls semesta yang naik ke lubuk hati dari alam bawah sadar, belum mengejawantah ke perbuatan tindakan ataupun menjadi kepribadian. Untuk sampai mewujud menjadi kepribadian maka banyak proses pengulangan pola pikir yang sama yaitu anggapan terhadap angka tanggal lahirnya sendiri.Â
Itu sebabnya masih bisa terjadi hal berbeda kalau yang bersangkutan memiliki atau mendapatkan pola asuh yang menindas potensi atau bakat lahiriahnya maka bakat atau potensinya tidak berkembang, dan justru yang berkembang adalah kebiasaan yang sesuai dengan pola pengasuhan dan latar belakang budaya spesifik yang menghantarkan pertumbuhan seseorang selama bertahun tahun.