Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Tentara - Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Senin dan Tanggal Tua

29 April 2024   12:31 Diperbarui: 29 April 2024   12:34 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Kartun lucu


Senja menyapa dengan kehangatan di langit yang berubah warna dari jingga ke ungu, menandakan perpisahan dengan sebuah hari yang tak terlalu istimewa: hari Senin. Di sebuah perumahan kecil di pinggiran kota, terdapat seorang lelaki tua bernama Pak Joko yang duduk di teras rumahnya, memandangi langit senja dengan pikiran melayang jauh.

Pak Joko adalah seorang pensiunan pekerja keras yang hidup sebatang kara setelah kepergian istrinya. Setiap hari Senin, hari pengeluaran pensiunnya tiba, hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu dan juga ditakuti oleh Pak Joko. Bagi sebagian orang, hari Senin mungkin berarti awal dari sebuah petualangan baru, namun bagi Pak Joko, itu adalah hari yang menandakan datangnya tanggal tua yang mengingatkannya akan kesendirian dan keterbatasan finansialnya.

Namun, di hari Senin yang spesial ini, tak seperti biasanya. Pak Joko merasa ada yang berbeda. Saat ia membuka amplop pensiunnya, sebuah kupon undian terjatuh dari dalamnya. Pandangannya terpaku pada kupon tersebut, wajahnya menyiratkan kebingungan campur haru. Tak pernah sekalipun ia menemui hal semacam ini dalam amplop pensiunnya.

Tanpa ragu, Pak Joko melangkah ke arah telepon tua yang terletak di sudut ruang tamu. Dengan jari gemetar, ia memutar nomor yang tertera di kupon undian itu. Suara di ujung telepon mengucapkan bahwa Pak Joko adalah pemenang undian bulan ini.

Setelah menutup telepon dengan gugup, Pak Joko duduk kembali di kursinya dengan mata berkaca-kaca. Ia tak pernah membayangkan akan mendapat keberuntungan seperti ini di hari Senin dan tanggal tua yang biasanya dihabiskannya dengan kehampaan.

Keesokan harinya, Pak Joko pergi ke kantor undian untuk mengambil hadiahnya. Ketika pintu kantor terbuka, ia disambut oleh sebuah mobil kecil berwarna merah yang berkilau di bawah sinar matahari pagi. Pak Joko terpukau. Mobil itu adalah hadiah utama undian bulan ini.

Dengan hati yang penuh syukur, Pak Joko mengendarai mobil barunya pulang ke rumah. Melalui kaca mobil, ia melihat senja yang sama seperti kemarin, namun kali ini dengan rasa syukur yang lebih dalam. Hari Senin dan tanggal tua tak lagi hanya tentang kesendirian dan keterbatasan, tetapi juga tentang keberuntungan dan harapan baru yang menghampiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun