Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Selain Serius, Indonesia Butuh Pemimpin Humoris

10 Februari 2024   11:27 Diperbarui: 11 Februari 2024   19:10 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain dengan Gus Dur, Jokowi justru konsep kegiatannya yang lucu dan membuat orang banyak ketawa. Ya, presiden Jokowi seringkali mengadakan kegiatan yang mengundang masyarakat kemudian memanggil salah satu dari mereka ke atas panggung.

Biasanya ditanya atau meminta mereka menyebutkan sesuatu semisal nama-nama ikan, nama presiden, butir-butir Pancasila, cita-cita dan lain sebagainya. Bukan pak Jokowi yang lucu serta humoris, tapi jawaban dari peserta tersebut yang membuat orang tertawa.

Beberapa kali bahkan pak Jokowi juga ikut tertawa mendengar jawaban dari orang-orang yang ditanya karena saking jenakanya. Saya tidak tahu persis, apakah ada faktor kesengajaan atau memang berjalan secara spontan dan alamiah peristiwa dimaksud.

Mengingat, lumrahnya acara yang dihadiri kepala negara merupakan acara yang sakral serta penuh keseriusan. Tapi, itulah sisi humoris dari presiden Jokowi dalam menghibur masyarakat dan keduanya hendak menunjukkan realitas kehidupan bangsa Indonesia sesungguhnya.

Pentingnya Memilah dan Memilih Pemimpin Humoris

Humor membuat orang merasa senang dan dapat memperluas pergaulan. Banyak pemimpin dari negara hebat yang humoris seperti presiden Amerika Serikat, Ronald Reagon, Bill Clinton, dan Barack Obama. Orang merasa terhibur dengan celetukan Barack Obama yang cerdas, "Saya terlalu sering diberitakan, sehingga Paris Hilton tampak seperti pertapa."

Kita sering kali membayangkan, menggambarkan dan bahkan mengharapkan sosok presiden atau seorang pemimpin dengan sosok serius, tegas dan fokus pada tugas karena beban yang dipikul begitu berat. Dalam bahasa awamnya, tidak cengar-cengir dan banyak tertawa.

Padahal, kualitas seorang pemimpin tidak hanya diukur dari bagaimana dia mengarahkan dan mengatur, tetapi juga bagaimana cara dia menginspirasi, menghibur dan menumbuhkan rasa optimis serta semangat membara bagi seluruh tim dan rakyatnya.

Dalam konteks pemimpin Indonesia, dia bukan hanya secara postur dan gestur selalu terlihat serius dan berwibawa, bukan pula secara tutur selalu hemat kata dan pelit bicara. Tetapi dia yang mampu membawa suasana kehidupan bangsa dan negara lebih hidup serta ceria.

Banyak pakar berpendapat, selain integritas, cerdas, profesional dan bisa memimpin rakyat, Indonesia juga butuh pemimpin humoris. Pemimpin humoris adalah mereka yang pandai menggunakan keceriaan sebagai kekuatan untuk membangun hubungan, meredakan ketengangan dan meningkatkan produktivitas.

Kemampuan seorang presiden, dalam menciptakan humor dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan sangat berpengaruh terhadap kondisi mental, emosional, kesehatan sekaligus hubungan sosialnya. Humor membantu meringankan beban akibat stres pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun