Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mencintaimu Jakarta

22 Juni 2021   10:53 Diperbarui: 22 Juni 2021   11:19 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Twibonize HUT DKI / dokpri

dan sedikit tenaga untuk saling kejar-kejaran.


Mencintaimu Jakarta dalam angan, dalam cerita orang-orang terpinggirkan

Saat di terminal Senen dahulu, yang harus diwaspadai adalah copet.

Tapi kini di era yang meghempaskan budaya dan kehormatan

Orang Jakarta seperti tinggal sederet, tak perlu takut copet, jambret, 

takutlah para buzzer yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.

Mencintaimu Jakarta dalam sebuah kisah, bingkai foto  pengais becak tua,

 kulihat potret itu di deretan jalan Hayam Wuruk, warnanya banal

Kini seni lukis foto dan pelukis jalan itu bagian dari  kurasi nyata

mereka  bertarung dengan sebaran foto 'hoaks'  di media sosial 

Mencintaimu Jakarta bersama kelap kelip  lampu nelayan Muara Angke

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun