MESKI tak kaget-kaget amat, tetapi kening saya mengernyit juga mengetahui hasil semifinal Piala AFF U19 2022. Alih-alih terus melaju dan kembali bertemu di partai final, Thailand dan Vietnam malah tersungkur di kaki Laos dan Malaysia.
Biar bagaimana pun, kita harus mengakui jika Thailand dan Vietnam adalah penguasa Piala AFF. Dua tim terkuat di ASEAN saat ini. Karenanya yang malah membuat saya sangat terkejut adalah ketika mereka mempertontonkan "sepak bola gajah" di partai terakhir Grup A.
Partai yang berakhir dengan skor 1-1 itu menyingkirkan Indonesia, tim paling produktif di turnamen, sekaligus mengantar Vietnam dan Thailand ke semifinal. Pertandingan yang lantas diprotes oleh PSSI ke AFF, sebab diduga kuat terjadi match fixing.
Kalaupun tidak mau disebut match fixing, jelas sekali terlihat jika baik Vietnam maupun Thailand tidak mengejar kemenangan dalam pertandingan itu. Buktinya mereka santai-santai saja saat skor 1-1, sementara pertandingan masih menyisakan 15 menit.
Setelah berhasil melaju ke semifinal, dalam bayangan saya Vietnam dan Thailand bakal melenggang mulus dari adangan Malaysia dan Laos. Selanjutnya mereka kembali bertarung di final.
Eh, yang terjadi malah kebalikannya. Vietnam dibantai Malaysia 0-3, sedangkan Thailand keok 0-2 dari Laos. Alhasil, malah Malaysia dan Laos sebagai sesama eks Grup B yang bertanding di final.
Tertekan atau Merasa Bersalah?
Meski agak terheran-heran, tetapi saya tidak kaget-kaget amat mengetahui hasil ini. Sudah bisa ditebak sebetulnya, sebab biar bagaimanapun Vietnam dan Thailand tidak dapat berkelit kalau mereka sengaja menyingkirkan Indonesia. Indikasinya terlihat jelas.
Berangkat dari sini, saya jadi menebak ada dua kemungkinan yang menimpa para pemain Vietnam dan Thailand di sisa turnamen. Tebakan yang kemudian membuat saya tidak terlalu kaget itu tadi.
Menurut tebakan saya, kemungkinan pertama para pemain Vietnam dan Thailand merasa sangat tertekan. Entah tadinya mereka lupa atau nekat, melaju ke semifinal berarti mereka akan bertanding dua kali lagi. Dan kedua pertandingan itu dilangsungkan di ... Indonesia!
Sementara itu suporter timnas Indonesia terkenal loyal lagi militan. Juga bertemperamen keras kalau boleh jujur. Jangan kata di kandang sendiri, di negara orang pun pendukung Tim Garuda sangat berani.
Tahu timnas Indonesia U19 tersingkir dengan cara yang ditengarai tidak fair, suporter tentu saja meradang. Mereka tak akan tinggal diam, pasti bakal balas dendam. Dan itu terbukti ketika kemudian ada fans Indonesia yang menyaksikan sesi latihan Vietnam.
Meski tak sampai bertindak kasar, tetapi membentangkan spanduk dengan tulisan menyinggung sudah cukup untuk membuat para pemain Vietnam tertekan. Pelatih Vietnam boleh saja mengabaikan dan meminta anak-anak asuhannya terus berlatih, tetapi psikologi anak-anak muda Vietnam sedikit-banyak pasti terganggu.
Karena secara mental sudah terganggu, permainan Vietnam jadi tidak lepas. Malaysia memanfaatkan benar keadaan ini untuk menguasai jalannya pertandingan. Skor 3-0 jadi pengantar Tim Nguyen kembali ke kampung halaman.
Kemungkinan kedua, para pemain Vietnam dan Thailand merasa bersalah setelah tahu bagaimana reaksi yang timbul usai pertandingan 1-1 mereka. Terlebih foto-foto para pemain Indonesia yang menangis dan berwajah muram berseliweran di internet.
Sebagai sesama pesepak bola, tentunya para pemain Vietnam dan Thailand dapat merasakan kekecewaan yang dialami Cahya Supriadi, dkk. Mungkin para pemain Vietnam dan Thailand lantas berandai-andai, kalau mereka yang berada dalam posisi Indonesia tentulah sangat sakit sekali rasanya.
Tak pernah kalah, gawang hanya kebobolan 2 gol, serta mencatatkan skor besar setiap meraih kemenangan, tetapi terpaksa tersingkir karena ada dua pesaing yang terlihat sengaja bermain imbang 1-1. Mau berkelit bagaimanapun, indikasi yang terlihat Vietnam dan Thailand sengaja mengincar skor itu.
Sangat bisa jadi pula rasa bersalah justru timbul dari dalam diri para pemain Vietnam dan Thailand sendiri. Normalnya manusia, lebih-lebih lelaki, tidak suka berlaku pengecut dan merugikan orang lain. Pasti bakal timbul perasaan bersalah di dalam diri jika sampai melakukan perbuatan demikian, sekalipun itu dilakukan dalam keadaan terpaksa.
Mungkin saja usai pertandingan kontroversial itu para pemain Vietnam dan Thailand lantas merenung dan menyesal karena telah bertindak pengecut. Dua negara sepak bola terkuat ASEAN, yang satu langganan juara Piala AFF dan satunya lagi barusan mencatatkan rekor mengagumkan di kualifikasi Piala Dunia 2022, kok sudah puas dengan hasil imbang saat bertemu?
Dipenuhi rasa penyesalan, para pemain Vietnam dan Thailand lantas memilih pulang lebih cepat ke negara masing-masing. Caranya ya, dengan tidak sampai ke final alias biarlah kalah dari Malaysia dan Laos. Maka, begitulah yang terjadi kemudian.
Ini cuma dugaan saya, ya. Menebak-nebak saja. Tentu saja belum pasti benar, meski tidak tertutup kemungkinan memang seperti itulah yang terjadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI