Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hilang Sudah Kekhawatiran Terdampar di Tempat Asing

14 September 2025   10:08 Diperbarui: 14 September 2025   09:38 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terminal Bus (dokumen pribadi)

PERKARA kadang muncul sebab ihwal sepele, seperti beda angka pada tiket dan keterangan awak bus malam. Dan itu menimbulkan kekhawatiran.

Sepekan sebelum keberangkatan, tiket dipesan melalui sebuah platform pencarian produk perjalanan.

Perjalanan yang akan dilakukan berhimpitan dengan libur panjang berkenaan dengan Maulid Nabi 2025, yakni tanggal 5-7 September 2025, sehingga perlu langkah pemesanan lebih cepat.

Tiket bus menyatakan keberangkatan dari Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, tanggal 31 Agustus 2025 pukul 11.15 WIB. Tiba di Terminal Bangkalan 1 September 2025 pukul 06.15 WIB.

Pulangnya, bus berangkat dari Terminal Bangkalan 6 September 2025 pukul 13.30 WIB, tiba di Terminal Barangsiang Bogor 7 September 2025 pukul 04.20 WIB.

E-tiket sudah di tangan. Hati tenang, hingga tiba waktu jelang keberangkatan.

Sesampainya di Terminal Barangsiang, saya menghubungi pihak agen bus malam untuk lapor diri. Kemudian ia memandu ke tempat tunggu yang lebih tepat.

Di atas kendaraan, awak bus malam bertanya tentang tujuan akhir. Saya mengatakan akan turun di Terminal Bangkalan sesuai tiket.

"Turun di Juno! Tidak di terminal Bangkalan. Terlalu sepi."

"Di Juno sampai jam berapa?"

"Jam tigaan pagi."

Juno, Kecamatan Burneh, Bangkalan berjarak sekitar empat kilometer dari pusat kota yang menjadi tujuan.

Berhubung lama tak ke Bangkalan, saya tidak mengenali situasi Kabupaten tersebut, apalagi pada hari masih gelap. Bagi saya, ia menjadi wilayah asing.

Di sinilah perkara itu membayangi pikiran. Akan berada di tempat masih asing pada dini hari. Pertanyaan yang muncul, adakah tersedia angkutan yang sesuai? Atau menunggu di lokasi hingga matahari terbit?

Bisa saja saya telepon kerabat untuk menjemput. Namun, saya percaya mereka tersibukkan dengan persiapan acara haul Kakek-Nenek serta peringatan Maulid Nabi. Tidak, saya tidak mau merepotkan.

Lagi pula, setelahnya kami tidak ingin merasa "dikawal" ketika bertualang keliling dan makan di sembarang tempat, jika diantar oleh kerabat di Bangkalan. Itu terjadi pada kesempatan-kesempatan sebelumnya. 

Ceritanya, satu peserta yang juga kerabat di Bogor akan mengambil sampel tanah di pantai-pantai. Maka, kami akan mengelilingi Pulau Madura sebelum menemui kerabat di Bangkalan pada tanggal 4-6 September. Kami ingin bebas memilih tujuan selama bertualang.

Perjalanan bus malam berlanjut. Saya memikirkan kemungkinan-kemungkinan diimbangi dengan prasangka baik.

Bus malam berhenti di restoran (dokumen pribadi)
Bus malam berhenti di restoran (dokumen pribadi)

Bus malam berhenti istirahat di satu restoran, merealisasikan fasilitas makan malam bagi para penumpang. Usai menyantap hidangan, saya berbincang dengan salah satu penumpang yang ternyata warga Ciawi Kota Bogor.

Setelah saling melemparkan tanya, pria muda itu menawarkan tumpangan kepada kami sesampainya di Juno.

"Saya baru sekali ke Bangkalan. Nanti akan dijemput kakak," katanya.

Ternyata benar. Setelah bus menurunkan sebagian penumpang di Juno, anak muda bernama Agung dijemput Apip --kakaknya. Menggunakan sedan kelas menengah berpelat Jakarta, mereka dengan tulus menawarkan tumpangan.

Kami pun ikut sampai ke tujuan akhir mereka, yaitu Masjid Syaikhona Kholil di Desa Martajasah, Bangkalan, sebuah tempat ibadah yang banyak dikunjungi peziarah dari berbagai baerah.

Satu sisi Masjid Syaikhona Kholil waktu malam (dokumen pribadi)
Satu sisi Masjid Syaikhona Kholil waktu malam (dokumen pribadi)

Rupanya, Apip telah berada selama beberapa waktu untuk menjalankan laku spiritual. Agung menyusul untuk berbuat hal serupa dalam beberapa hari ke depan. Setelah itu, mereka akan kembali ke Bogor dengan mengemudi kendaraan secara bergantian.

Senang mendapat kenalan Agung dan Apip yang baik hati, sopan, dan ramah. Hilang sudah segala kekhawatiran, berganti dengan hubungan pertemanan baru.

Atas bantuan mereka, saya dan keluarga bisa bermalam di dekat masjid yang sangat megah. Hanya semalam dan sehari. Setelahnya, kami akan memulai petualangan keliling Pulau Madura.  

Terima kasih orang baik. Sampai bertemu lagi dalam kesempatan baik lainnya. Semoga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun