PERJALANANÂ ke Bangkalan menggunakan bus malam membawa beragam cerita menarik. Mestinya begitu. Sebaliknya, ia menyisipkan derita daripada cerita-cerita yang hendak dituliskan di Kompasiana.
Perjalanan dimulai dari Kota Bogor pada Minggu siang (31/8/2025), tiba di Kabupaten Bangkalan pada bulan depannya, yakni Senin (1/9/2025).
Bertiga bersama keluarga, berhubung saya membutuhkan care giver untuk perjalanan jauh menumpang kendaraan bermotor panjang.Â
Bus berangkat dari Terminal Barangsiang Kota Bogor. Memudahkan, tak perlu jauh-jauh ke stasiun Kereta Api di Jakarta, atau pergi ke Bandara Soetta Tangerang.Â
Bus pun menurunkan sebagian penumpang di tujuan. Sementara, jika menggunakan KA atau kapal terbang saya akan turun di Surabaya. Itu masih berjarak dengan Bangkalan.
Memesan tiket bus bisa secara daring. Tak usah repot membeli di agen. Harganya relatif terjangkau daripada ongkos kereta api atau persawat terbang. Entah bila dibanding kapal laut.
Waktu tempuhnya 15,5 jam. Berangkat pukul 11.24 WIB, tiba di Juno Bangkalan jam 3 dini hari.
Bus tidak langsung melaju, tetapi masih menjemput penumpang di agen-agen di Terminal Bubulak, Cibinong, Jatijajar Depok, Jatiasih Kota Bekasi, Cikarang Kabupaten Bekasi.
Pukul 3 sore bus melaju di jalur tol. Berhenti untuk mengisi bahan bakar, mengambil paket, dan istirahat makan malam di Losari (daerah perbatasan Cirebon-Brebes).
Usai bersantap malam, saya berbincang dengan satu penumpang berkopiah putih. Saya kira orang Bangkalan. Diajak berbahasa Madura, ia tidak menyahut.