Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepiring Gado-Gado dan Sepotong Cerita

23 April 2025   12:06 Diperbarui: 23 April 2025   12:06 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ADA saja cerita yang didapat dari jalan kaki menyusuri jalan kecil di antara permukiman. Tidak tentang hanya kuliner, tapi juga dinamika kehidupan warga dalam gang.

Cerahnya pagi menemani kaki berjalan kaki. Takada tujuan khusus, selain mensyukuri nikmat siraman sinar mentari dan menghirup keluaran proses fotosintesis pepohonan.

Kemudian, langkah menapaki lintasan jogging, memutari lapangan mini soccer berumput sintetis. Taman Manunggal Kota Bogor ini terletak pada sudut pertemuan jalan Tentara Pelajar (dahulu Jl Cimanggu Raya) dan Manunggal. Lumayan ramai, ada rombongan anak SD dan keluarga sedang berolahraga.

Sekian putaran membuat peluh merembes melalui pori-pori. Cukuplah. Saya duduk di tribun menyantap bekal, potongan nanas dan air mineral, seraya memandang kegiatan olahraga.

Lelah telah lepas, waktunya pulang. Bukan melewati jalur keberangkatan, melainkan berputar melalui rute berbeda.

Maka, tubuh mengarah ke gang Komper menuju gang Muha. Muaranya adalah ruas jalan besar, yaitu Jalan Merdeka.

Kata orang, "Komper" merupakan singkatan dari kompleks pertanian. Rumah-rumah pegawai pertanian berdempetan pada sisi kanan gang. Di bagian kiri terdapat tembok panjang sebuah kantor milik Kementerian Pertanian.

Gang Komper Jl Manunggal Kota Bogor (dokumen pribadi)
Gang Komper Jl Manunggal Kota Bogor (dokumen pribadi)

Dulu merupakan lembaga penelitian dan pengembangan tanaman pangan, lengkap dengan peralatan laboratorium dan kebun percobaan.

Setelah semua penelitinya --yang merupakan otak dan jantung lembaga riset-- dibetot ke BRIN, sekarang kantor itu tidak jelas fungsinya. Buang-buang duit saja. Kantornya besar, orangnya sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun