ADA saja cerita yang didapat dari jalan kaki menyusuri jalan kecil di antara permukiman. Tidak tentang hanya kuliner, tapi juga dinamika kehidupan warga dalam gang.
Cerahnya pagi menemani kaki berjalan kaki. Takada tujuan khusus, selain mensyukuri nikmat siraman sinar mentari dan menghirup keluaran proses fotosintesis pepohonan.
Kemudian, langkah menapaki lintasan jogging, memutari lapangan mini soccer berumput sintetis. Taman Manunggal Kota Bogor ini terletak pada sudut pertemuan jalan Tentara Pelajar (dahulu Jl Cimanggu Raya) dan Manunggal. Lumayan ramai, ada rombongan anak SD dan keluarga sedang berolahraga.
Sekian putaran membuat peluh merembes melalui pori-pori. Cukuplah. Saya duduk di tribun menyantap bekal, potongan nanas dan air mineral, seraya memandang kegiatan olahraga.
Lelah telah lepas, waktunya pulang. Bukan melewati jalur keberangkatan, melainkan berputar melalui rute berbeda.
Maka, tubuh mengarah ke gang Komper menuju gang Muha. Muaranya adalah ruas jalan besar, yaitu Jalan Merdeka.
Kata orang, "Komper" merupakan singkatan dari kompleks pertanian. Rumah-rumah pegawai pertanian berdempetan pada sisi kanan gang. Di bagian kiri terdapat tembok panjang sebuah kantor milik Kementerian Pertanian.
Dulu merupakan lembaga penelitian dan pengembangan tanaman pangan, lengkap dengan peralatan laboratorium dan kebun percobaan.
Setelah semua penelitinya --yang merupakan otak dan jantung lembaga riset-- dibetot ke BRIN, sekarang kantor itu tidak jelas fungsinya. Buang-buang duit saja. Kantornya besar, orangnya sedikit.Â