LARIS BERKAH. Nama warung di mulut jalan masuk kompleks perumahan PU. Bangunan tenda berkerangka bambu itu memanjang kira-kira 15 meter, lebar sekitar 1,20 meter, dan menempel pada pagar satu rumah.
Ia melayani penjualan makanan minuman untuk pegawai kantor-kantor dan pelintas. Buka dari Senin sampai Jumat, sejak pagi hingga tiba waktu Asar.
Tidak banyak kantor dan tempat usaha di sekitarnya. Gedung Kelurahan Ciwaringin Kota Bogor berada di seberang jalan. Di dekatnya terdapat sebuah kantor Bank Perkreditan Rakyat milik Pemkot Bogor. Ke sana sedikit ada sekolah Taman Siswa.
Penjualan produk warung Laris Berkah bergantung kepada pembelian dari pegawai kantor, anak sekolah, orang melintas (pejalan kaki), dan sales.
Tempatnya adem dan cukup bangku bagi para sales (penjual/pemasok produk kepada konsumen, biasanya menggunakan sepeda motor) untuk melepas lelah.
Tidak jarang saya melewati warung tersebut ketika berjalan pagi, sehingga mengetahui tempat usaha kuliner itu kerap menjadi tujuan orang beristirahat dan mengisi perut.
Warung menyediakan nasi, lauk, sayur, mi instan, gorengan, minuman es, dan kopi. Standar barang dagangan untuk warung nasi sederhana. Tidak banyak macam produk, tapi cukup layak untuk meredam lapar dan memenuhi keinginan menyeruput kopi seduh.
Baru kemarin saya mampir. Bukan untuk makan, melainkan minta diseduhkan kopi Liong Bulan saset, yang diaduk sekali saja agar tidak terlalu manis. Saya mencomot dua potong tempe goreng tepung, sementara penjual menyeduh bubuk kopi.
Pemilik Laris Berkah bernama Pak Adam, pensiunan kantor Kementerian PU Jl. Pattimura, Jakarta Selatan. Bersama istrinya mengelola warung nasi sederhana selama 8 tahun.