PEMBACAÂ buruk akan menumpuk beberapa buku tanpa sempat dibaca, termasuk novel-novel tak pernah tamat. Pembaca buruk itu adalah saya.
Namun, kedatangan sebuah novel belum lama ini menjadi pembeda. Membaca gambaran singkat (blurb) di bagian belakang buku membuat tangan merobek plastik tipis pelindungnya.
Bagian prolog demikian mencekam, sekaligus membuat penasaran untuk membalik halaman demi halaman. Bab ke bab menghadirkan suasana menegangkan, akibat jalinan alur cerita yang dibangun secara perlahan.
Tidak hanya kisah mendebarkan, kepala juga melontarkan banyak tanya yang akhirnya terjawab di akhir-akhir bagian. Membaca novel "Petabhumi, Misteri Tembok Kutukan" buah pena Acek Rudy adalah petualangan mendebarkan, sekaligus menyenangkan.
Penyabet penghargaan Best in Specific 2020 Kompasiana ini piawai dalam membangun tegangan. Kemampuan yang diperoleh dari pengalaman menulis di Kompasiana dan menggubah beberapa novel:
- "Berdansa dengan Kematian" (Elex Media Komputindo, 2023);
- "Qi-Sha: Tujuh Bintang Petaka" (One Peach Media, 2024):
- "Kapak Algojo dan Perawan Vestal (One Peach Media, 2024. Sebuah novel kolaborasi 33 penulis dan masuk rekor MURI).
Tak mengherankan, novel "Petabhumi" digubah dengan demikian memikat. Membawa pembaca terisap dalam pengalaman imajinatif dan merasakan petualangan seru.
Kisah bermula ketika Maandy --seorang pengusaha sukses-- meminta bantuan Lintang dan Tomi, untuk menangani kasus pelik yang menimpa mitra usaha wanita cantik itu. Perkara yang dialami mitra usahanya, bernama Benny Xiao, tidaklah biasa.
Perlu diketahui, Lintang dan Tomi merupakan tim "pemburu hantu" yang bersama Felix Sitorus (dalam novel ini tidak ikut serta) menangani kasus-kasus supranatural.
Kali ini, perkara yang mereka hadapi cukup rumit. Keluarga business partner Maandy kedatangan gadis remaja yang dan mengaku sebagai anak.
Anak kandungnya sudah meninggal. Benny Xiao tidak yakin itu anak mereka, meski remaja tersebut sangat mengenal semua orang dan tiap jengkal rumahnya. Remaja itu mengaku tidak pernah ke mana-mana dan selalu ada di rumah.
Pernyataan yang tidak bisa dipercaya dan dijelaskan. Gadis remaja itu mengaku ada, tapi orang lain menganggapnya sudah tiada.
Lantas, keluarga itu meminta bantuan Maandy mengusut asal-usul anak itu. Maandy menghubungi Lintang dan Tomi untuk menelusuri misteri tersebut.
Kemampuan indigo Lintang perlahan menguak misteri, yang kemudian membuka tabir kutukan keluarga Xiao. Sebuah kutukan dari alam paralel Petabhumi selama satu abad. Kutukan yang harus diputus agar tidak berulang.
Lintang terjebak di dalam tembok misteri. Dinding-dinding rumah keluarga Xiao mengisap jiwa-jiwa. Mengisap Lintang dan siapa saja yang ikut campur.
Selain Maandy, Lintang, dan Tomi, ikut terlibat juga di dalam rangkaian tindakan memutus kutukan keluarga Xiao adalah: Candra, Xiao bersaudara, Rapael Sianturi (Banyu Biru), suhu Yong-min, Aki Hensa, Sigit Eka Pribadi, Budi Susilo, dan lainnya.
Familier dengan beberapa nama di atas? Ya, Acek Rudy memasukkan nama-nama Kompasianer di dalam novelnya. Tentu saja, pencatuman atas seijin sang pemilik nama.
Kembali ke kisah. Selama ratusan tahun, tembok-tembok rumah keluaga Xiao mengisap jiwa-jiwa manusia. Empat puluh tahun lalu ritual Dian-feng untuk memutus mata rantai kutukan dilakukan, tapi gagal diselesaikan.
Maka, sekarang adalah saatnya untuk menghentikan kutukan. Lintang dan kawan-kawan melakukan ritual Dian-feng lagi di rumah leluhur Xiao.
Lintang menerobos tembok dan memasuki alam gaib, mungkin ia tidak bisa kembali, demi memutus kutukan keluarga Xiao, dibantu oleh teman-temannya di dunia nyata.
Berhasilkan mereka melaksanakan misi luhur? Tercapaikah maksud menghentikan serangan dari Petabhumi yang mengerikan?
***
Saya membaca novel Petabhumi pada sore hari, sambil menunggu waktu berbuka puasa. Butuh tiga kali senja untuk menamatkannya. Saya sangat menikmati petualangan di novel Petabhumi.
Bagi pecinta ketegangan, novel horror thriller ini cocok dibaca. Ketegangan dibangun bertumpuk-tumpuk. Di dalamnya mengalir kepingan sejarah keluarga Tionghoa di Indonesia, ajaran Budhisme, cerita berbau romansa, tentang persahabatan, tentang pengorbanan dan solidaritas, juga egoisme.
Novel seolah dikonstruksi dari kepingan-kepingan gambar (puzzle), yang pada akhirnya membentuk suatu bangunan cerita utuh. Sangat memikat, membuat jari tangan tak sadar membalik halaman demi halaman hingga habis.
Keterangan Novel:
Judul: Petabhumi, Misteri Tembok Kutukan
Penulis: Acek Rudy
Penyunting: Jia Effendie
Penerbit: One Peach Media
Tahun terbit: Cetakan I, Februari 2025
Ukuran: 12,5 x 19,5 cm
Tebal: 334 halaman isi
ISBN: 978-623-483-317-1
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI