Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sungai Harapan

4 Juli 2022   07:57 Diperbarui: 4 Juli 2022   07:58 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sungai harapan oleh Alexey Demidov dari Pexels 

***

Berkat para kenalan, aku akhirnya menemui seorang pengusaha. Penampilannya perlente. Apa yang dikenakannya merupakan pajangan merek.

Beliau membutuhkan partner yang dapat dipercaya, tidak neko-neko, pandai pula menyimpan rahasia.

Tak lama ia menyerahkan sejumlah uang agar aku mendirikan perusahaan landromart atau bisnis pencucian pakaian. Ia menanggung penanaman modal untuk investasi ataupun modal kerja.

Sejenak aku teringat Sungai Harapan.

Namun demikian, ia tidak ingin namanya ditulis pada akta notaris maupun dalam arsip perusahaan. Tiada kehendak menorehkan sedikit pun jejak keterlibatan di dalam bisnis pencucian pakaian tersebut.

"Engkau saja," katanya, dengan menaruh kepercayaan sangat mendalam kepada diriku.

Kendati usaha belum banyak mendatangkan pelanggan, tetapi perusahaan mencatatkan pemasukan fantastis. Rekening menggelembung.

Tapi --ya itulah-- aku harus menjaga kepercayaan. Tidak menyentuhnya sepeser jua. Biar lelaki perlente itu yang akan menata. Pekan depan ia akan menjumpai aku.

Aku sangat senang harapan berkembang sesuai keinginan usai mendatangi Sungai Harapan.

Pada hari Senin pagi aku memakai setelan terbaik. Pada atas meja di mana tadinya terletak menu sarapan, aku membersihkan secara saksama. Tidak boleh ada debu, apalagi tumpahan seduhan kopi. Aku hendak menulis dengan hati-hati.

Kertas panjang aku gurat dengan pena terbaik: tempat dan tanggal; menulis "tunai"; menarasikan angka dengan sembilan nol. Terakhir menandatangani dan membubuhkan stempel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun