Mohon tunggu...
Budi Kasmanto
Budi Kasmanto Mohon Tunggu... Pendeta, kini fokus menulis

Sejak 1994 bekerja sebagai pendeta di Bali. Tahun 2020-2022 di Manokwari, Papua Barat. Sejak Oktober 2023 di Jayapura, Papua. Bukunya "Panggilan Berkhotbah" diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogya. Pernah jadi jurnalis majalah Kristen.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Bangun Dinasti Politik atau Bangun Generasi Pemimpin?

19 Agustus 2025   20:00 Diperbarui: 19 Agustus 2025   20:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stafsus Jokowi dari kalangan milenial - Net

Ketika Presiden Jokowi dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati bertemu, diyakini akan menjadikan Prabowo dan Puan Maharani, sebagai titik temu pasangan yang akan mereka usung di Pilpres 2024.

Bagi Megawati, mengusung sosok Puan yang tak lain adalah putrinya sendiri tentu adalah pilihan paling logis. Menurutnya, tak ada kader PDIP selain Puan yang layak untuk diusung di pilpres 2024.

Tahun 2024 ini juga menjadi momentum Mega menjaga trah Soekarno dengan menjadikan Puan sebagai Presiden RI.

Berikutnya soal Jokowi-Gibran. Menurut pengamat, Gibran memperoleh ruang menjadi calon wakil presiden pada pemilihan 2024 berkat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait uji materi Undang-Undang Pemilu.

Dalam putusannya, MK menyatakan seseorang di bawah 40 tahun bisa menjadi capres maupun cawapres asalkan sedang atau pernah menduduki jabatan negara yang dipilih melalui pemilu, termasuk pemilihan kepala daerah.

Dan secara politis Gibran memiliki peluang untuk maju Pilpres karena terjadinya tarik-menarik antara Jokowi, Prabowo dan Megawati, soal cawapres yang akan mendampingi Prabowo.

Seandainya terjadi duet Prabowo-Ganjar, pasti kemenangan akan diraih dengan lebih mudah mengingat PDIP dan Gerindra adalah pemenang pertama dan ketiga Pemilu 2019.

Tetapi PDIP sebagai pemenang Pemilu 2019 tidak mungkin melepaskan Ganjar untuk berada di posisi wakil presiden. PDIP berikan Puan, tetapi Jokowi memilih Ganjar.

Hasilnya kemudian, seperti diketahui, Gibranlah yang menjadi pendamping Prabowo. Tentu saja bukan tanpa cawe-cawe Jokowi, tetapi di sini tidak harus dianggap negatif. Seperti SBY terhadap AHY dan Megawati terhadap Puan, demikian juga Jokowi terhadap Gibran. Wajar-wajar saja.

Menjadi pemimpin melalui pemilihan dengan prinsip meritokrasi

Dalam sistem dinasti, orang mendapatkan jabatan ditunjuk oleh sang raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun