Mohon tunggu...
SedotanBekas
SedotanBekas Mohon Tunggu... Administrasi - ponakannya DonaldTrump

Saya adalah RENKARNASI dari Power Ranger Pink

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Surga (Bukan) di Telapak Kaki Waria

9 September 2018   21:34 Diperbarui: 9 September 2018   22:04 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wayang.wordpress.com

Dia bilang jika kita tak bisa melerai kucing berkelahi, berilah keduanya makan agar mereka diam.

Banyak yang tidak tahu sebenarnya Tatang Kendor dan Asep Bensin dulu adalah teman dekat, mereka berdua lahir di hari yang sama, tumbuh bersama dan rumah mereka pun berdekatan hanya terpisah oleh jalan setapak, dimana ada Tatang disitu ada Asep begitu pun sebaliknya.

Mereka bermain bersama, mandi hujan bersama, mencuri mangga bersama dan apa pun mereka lakukan selalu bersama, oleh karena kedekatannya itulah para tetangga memanggil mereka dengan sebutan "Biji Peler".

Asep lahir dari seorang ibu keturunan china yang bernama Cici dan ayahnya seorang pemain akrobat keliling, menurut kabar burung hubungan keduanya tak direstui oleh orang tua Cici, hingga akhirnya mereka memilih kawin lari dan menetap di Cibelet, sedangkan Tatang merupakan warga asli Cibelet, ibunya Nunik adalah anak Kuwu dan ayahnya Suhendar seorang tukang jagal.

Keduanya bertemu saat ayah Nunik menggelar acara syukuran besar-besaran setelah kembali terpilih menjadi Kuwu untuk kelima kalinya.

Suhendar yang waktu itu diberi tugas untuk menyembelih enam ekor sapi  dan tujuh ekor kambing dengan lihainya memainkan golok saat menebas kepala sapi dan kambing, disitulah Nunik jatuh cinta, katanya lelaki yang pandai bermain golok sudah pasti pandai bermain di atas ranjang. Keduanya pun kawin  lalu lahirlah Tatang.

Di usia Tatang yang menginjak sepuluh tahun ia harus kehilangan ayahnya, suhendar mati ketika sedang bertugas menjagal sapi.

Waktu itu Sapi yang akan disembelihnya mengamuk, Suhendar yang niatnya ingin menenangkan justru harus menerima tandukan dari sapi tersebut hingga ia terpental jauh kemudian jatuh di atas peralatan jagalnya, ia mati seketika setelah golok yang biasa ia gunakan secara tak sengaja menancap dilehernya. Buat Tatang itu kehilangan yang teramat berat, sampai ia tak bernafsu makan.

Sudah seminggu Nunik bingung harus berbuat apa kepada anaknya, ia takut kalau Tatang tak mau makan ia bisa mati menyusul ayahnya.

Lalu Asep datang memberi jawaban, ia membujuk Tatang agar mau makan, ia berjanji jika Tatang makan, ia akan memberikan sebagian mangga curiannya untuk Tatang. Disaat itulah ia mau kembali makan.

Kesepian, itulah yang di alami Nunik. Ia harus merawat seorang diri anak kesayangannya. Ia tak peduli soal biaya karena ayahnya orang kaya, ia hanya butuh seseorang yang ada di dekatnya, ada bersamanya melihat anaknya tumbuh, berbagi cerita, tertawa, dan makan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun