Tanggal 21 acara 'workshop dasar editing untuk media sosial, kecakapan membaca, literasi untuk anak milenial'.
Sementara Deappa sibuk dgn dirinya sendiri, tak henti-hentinya ia memegang-megang, mengelus-elus, mengosok-gosok gelangnya. Tapi tak sampai memencet tombolnya, dalam pikirannya muncul banyak pertanyaan tentang gelang ajaib itu ;Â
"Jika aku pencet salah satu huruf di gelang ini, apakah benar akan muncul salah satu anggota BooNAZ ?"
"Karakter dan kekuatan seperti apa yang dimiliki oleh masing-masing anggota BooNAZ ?"
"Apakah para anggota BooNAZ sungguh-sungguh baik kepadaku ?"
"Permohonan seperti apa saja yang akan dikabulkan, apakah ada syaratnya ?"
"Huruf-huruf yang menempel di bajuku sudah pada 'pulang', apakah aku sudah boleh membaca tulisan lagi ?"
"Mantra apalagi yg harus aku hafalkan ?"
Dan masih banyak lagi pertanyaan yang berseliweran di pikiran Deappa. Pusing.
Tiba-tiba seorang berbadan kekar  tinggi mencoba merebut gelang ajaib yang dipakai Deappa. Tarikan orang itu membuat tangan Deappa kesakitan, Deappa teriak, "rampok, rampok !" sambil refleks  mengibaskan tangannya sambil menendang tangan orang itu. Deappa terpental dan jatuh, kepalanya terantuk lantai dan tak sadarkan diri. Badan orang ini sangat keras, dan sepertinya memliki tenaga dalam.Â
Melihat Deappa jatuh tak sadarkan diri, orang itu dengan percaya diri, tenang, dan tak mempedulikan orang-orang di sekitarnya, mendekati Deappa hendak mengambil gelang ajaibnya. Tanpa ia sadari 6 huruf kecil T, A, R, G, E, dan T yang ada di tulisan spanduk melompat dan menempel di baju bagian belakang orang jahat itu.Â