Mohon tunggu...
Yosep Suradal
Yosep Suradal Mohon Tunggu... Arsitek - Filosofi Alphabet dan Cerita Untuk Anak Kita.

"Alphabet bukan sekedar huruf, dari A hingga Z. Alphabet adalah Team BooNAZ. Anggotanya 26 makhluk kecil lucu dan pintar. Masing-masing memiliki nama yang tertulis di dada mereka, Boonaz A hingga Boonaz Z. Tinggi badannya hanya 38 cm, bisa mengecil hingga hanya 5 mm, dan Bisa menghilang. Saat tubuh mereka menghilang, kadang-kadang hanya meninggalkan nama-nama mereka. Jadi, kata-kata yang kita baca atau tulis setiap hari, adalah kumpulan beberapa Boonaz yang sedang berdiri, dan mereka sedang menyembunyikan tubuhnya". Tapi sebaliknya, mereka juga kadang-kadang menyembunyikan nama mereka, dan Berkata, "Coba Tebak Siapa Nama Kami".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kegaduhan di Perpustakaan Nasional (Novel Literasi 1)

2 September 2019   10:57 Diperbarui: 7 September 2019   23:52 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Novel Literasi Anak ini didukung oleh Tim BooNAZ, Sebuah Tim yang Terdiri dari 26 tokoh alfabet' :(Photo: oleh Yosep. S)

Tanah air yang awalnya indah berubah menjadi kotor dan tak terpelihara. Sungai-sungai penuh dengan sampah, airnya kotor dan mengeluarkan aroma tak sedap. 

Hutan gundul karena terlalu banyak pohon yang ditebang secara kasar dan liar. Jalan-jalan berdebu dan berlobang, menampung banyak air, menciptakan kubangan lumpur, jika turun hujan. Di kiri dan kanannya, terdapat selokan yang telah tertimbun tanah dan sampah. 

Melihat hal itu para Dewa marah,

 

"Brak !" Tiba-tiba, tanpa mengucapkan 'salam'  anak laki-laki berlari kecil, mendorong pintu koboi dan masuk ke ruang tempat Deappa sedang membaca. Deappa sangat kaget, mukanya agak pucat, refleks menurunkan tangannya untuk menyembunyikan buku kunonya. 

Anak kecil itu melihat gerakan Deappa dan berkata,"Membaca buku kok disini". Lalu anak kecil itu mengambil mobil-mobilan, memainkannya dengan cara didorong-dorong ke depan, ke belakang, melompat, kadangkala pelan, dan tak diduga ia memperagakan mobil-mobilannya mengebut ke arah Deappa yang sedang memegang buku. Deappa pun spontan berdiri menghindar, mendekap erat-erat buku kunonya, dan mundur merapat ke dinding. 

Dari luar pintu koboi seorang bapak memanggil anaknya,"Rafa, dipanggil ibu sebentar". Anak itu menoleh ke arah bapaknya, menaruh mainannya ke tempat asalnya dan langsung menghampiri orang tuanya. 

Sambil menggandeng anaknya keluar dari ruang bermain, orang tua itu tersenyum kearah Deappa. Deappa pun membalas senyuman itu dengan senyuman sebaik mungkin, sebab dalam dirinya ada gejolak keinginan yang memburu untuk menyelesaikan bacaannya. Itu artinya, jika mungkin jangan ada lagi orang yang masuk ke area bermain lagi. Ia pun segera duduk kembali, sekarang lebih ke arah pojok,  dan melanjutkan membaca buku kunonya :

Melihat hal itu para Dewa marah, memanggil ke 26 pemimpin suku kerdil itu, dan berkata demikian,"Hai kalian kami pilih dan memberi kepercayaan memimpin suku orang kerdil, tetapi malah menjalani hidup seenaknya sendiri dan tidak disiplin. Kalian tidak bisa memimpin dan memelihara alam. 

Maka, Kami akan mengutuk kalian. Tetapi kami akan memberi kalian  kesempatan hidup kembali di dunia lain, dunia peradaban baru, yang lebih maju. Di sana, kalian akan mengemban tugas baru. Waktunya akan tiba, seorang anak kecil berkata:


HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun