Mohon tunggu...
Yosep Suradal
Yosep Suradal Mohon Tunggu... Arsitek - Filosofi Alphabet dan Cerita Untuk Anak Kita.

"Alphabet bukan sekedar huruf, dari A hingga Z. Alphabet adalah Team BooNAZ. Anggotanya 26 makhluk kecil lucu dan pintar. Masing-masing memiliki nama yang tertulis di dada mereka, Boonaz A hingga Boonaz Z. Tinggi badannya hanya 38 cm, bisa mengecil hingga hanya 5 mm, dan Bisa menghilang. Saat tubuh mereka menghilang, kadang-kadang hanya meninggalkan nama-nama mereka. Jadi, kata-kata yang kita baca atau tulis setiap hari, adalah kumpulan beberapa Boonaz yang sedang berdiri, dan mereka sedang menyembunyikan tubuhnya". Tapi sebaliknya, mereka juga kadang-kadang menyembunyikan nama mereka, dan Berkata, "Coba Tebak Siapa Nama Kami".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kegaduhan di Perpustakaan Nasional (Novel Literasi 1)

2 September 2019   10:57 Diperbarui: 7 September 2019   23:52 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Novel Literasi Anak ini didukung oleh Tim BooNAZ, Sebuah Tim yang Terdiri dari 26 tokoh alfabet' :(Photo: oleh Yosep. S)

Di lobi utama gedung ini, mereka berhenti sejenak, mengamati pemandangan yang megah, mengambil foto, dan sambil menghirup udara segar.

Eskalator bergerak dari lantai 1, mengantar Deappa dan ayahnya ke lantai 2. Sementara ayahnya berjalan menuju tempat pendaftaran keanggotaan, Deappa menuju ke  ruang  komputer, yang dipajang berjejer dengan sangat rapi.  Dengan hati-hati, ia mendekati salah satu komputer yang paling pojok. 

Belum sampai jari-jari tangannya menyentuh tombol-tombol keyboard, Deappa sangat terkejut, dengan refleks ia melangkah mundur hampir terjatuh, gara-gara kira-kira 5 huruf di tombol-tombol keyboard melompat dan menempel di baju Deappa. Disusul huruf-huruf yang ada di komputer sebelahnya pun ikut melompat, menempel dan 'mencium' pipi Deappa.

Ini kedua kalinya Deappa mengalami kejadian dimana huruf-huruf alfabet melompat dan menempel di bajunya. Ia tahu huruf-huruf itu tidak berniat jahat, mereka hanya ingin bermain bersama Deappa. Masalahnya, hal ini membuat suasana perpustakaan jadi tidak nyaman. Bayangkan, tulisan yang awalnya rapi, berubah menjadi 'ompong' gara-gara beberapa huruf dari setiap kata tanggal. 

Sekarang kejadian lagi, huruf-huruf di tombol keyboard juga ada yang hilang. "Waduh !" Deappa berjalan lemas menuju kursi ruang tunggu yang berada tepat di depan meja pendaftaran, dimana ayahnya sedang diambil foto diri untuk kartu keanggotaan perpustakaan. 

Petugas bagian pendaftaran itu, dengan seksama memperhatikan Deappa yang kelihatan kecapekan, katanya,"adik mau permen?" Deappa tak menduga atas tawaran permen ini, ia pun bergegas berdiri, dengan gembira melangkah menuju meja pendaftaran, dan mengambil permen, sambil berkata,"Terima Kasih". 

Disusul ucapan 'Terima Kasih' dari ayahnya, atas terselesaikannya kartu keanggotaanya dengan cepat dan rapi. Petugas pendaftarannya pun tersenyum dan berkata,"Sama-sama".

Sementara, di ruang pameran lantai 1, tepatnya di ‘Ruang Peristiwa Membaca’ seorang pustakawan dan temannya berbincang dengan petugas keamanan berbadan tinggi kekar.

Petugas keamanan; "Kapan terjadi, beberapa huruf hilang dari tulisan ini ?"

Pustakawan: "Tadi kira-kira jam 10.00 an, setelah saya mendapat laporan dari seorang pengunjung, yang melihat banyak pengunjung lain yang menanyakan tentang keanehan ini, dan merasakan ketidaknyamanan saat membaca".

Petugas keamanan: "Apakah hal ini pernah terjadi sebelumnya ?"

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun