Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Cinta Sang "Khalilullah"

14 Agustus 2019   09:03 Diperbarui: 14 Agustus 2019   09:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi dia hanya boleh memandangnya dari kejauhan. Dan tempat itu telah berubah menjadi kampung kecil yang makmur. Mereka sudah mempunyai rumah, ternak kambing, dan sebuah telaga kecil. Hajar dan putranya menjadi orang yang dihormati di sana.

Pada kesempatan menengok yang kedua barulah Ibrahim boleh mendekat dan menemui Hajar tetapi tidak boleh turun dari ontanya. Delapan tahun mereka berpisah dan rindu itu sudah terlalu dalam. Perjumpaan yang tiba-tiba tanpa pemberitahuan ini membuat hati Hajar begitu gembira. Dia mempersilahkan Ibrahim turun dari ontanya.

"Aku sudah punya rumah. Ada daging, roti, dan air dari telaga zam-zam. Turun dan masuklah ke rumah kita, wahai suamiku," ajak Hajar sambil tersenyum gembira.

Tapi Ibrahim hanya diam saja meskipun berkali-kali Hajar mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah.

"Apakah Tuhan telah menyuruhmu berbuat demikian?" tanya Hajar seperti dulu.

"Benar, wahai istriku. Aku diperintah menengokmu tapi tidak boleh turun dari ontaku ini," jawab Ibrahim.

"Bolehkah aku menyentuhmu, wahai suamiku? Sekedar membersihkan debu-debu yang menempel pada tubuh dan pakaianmu?"

"Mendekatlah padaku ..."

Hajar kemudian mengambil sedikit air dari telaga zam-zam untuk membersihkan tubuh Ibrahim yang masih di atas ontanya. Ibrahim begitu terharu atas sikap istrinya yang masih menyayanginya meskipun dulu ditinggalkannya di padang yang tandus dan sudah bertahun-tahun tidak berjumpa. Tak kuasa Ibrahim menahan air matanya. Dia kemudian membungkuk.

"Basuhlah wajahku dengan air zam-zam itu ..." kata Ibrahim dengan maksud agar air matanya jatuh bersama butiran-butiran air zam-zam dan tidak diketahui oleh istrinya.

Ibrahim tidak ingin Hajar menjadi lemah hatinya dan dia melanggar perintah Tuhan turun dari ontanya. Lelaki berhati lembut itu menunjukkan jati dirinya kembali. Ketaatan dan cintanya yang begitu tinggi pada Tuhannya dapat mengalahkan rasa cinta dan sayang pada istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun