Selama lima hari terakhir, alya dan Ingki menjadi wajah budaya Lampung, mereka disana bertugas sebagai welcome staff yang dengan hangat menyapa pengunjung. Terkadang mereka juga menjelaskan sedikit makna simbolik dari budaya Lampung, mulai dari pakaian, arsitektur, hingga filosofi budaya Lampung.
"Kita biasanya start datang jam 8 terus briefing dulu, habis itu mulai ganti baju jam 9, terus langsung stay di sini" ujar Alya, menceritakan kesehariannya.
Bagi mereka, menjadi duta adat bukan hanya soal tampil menawan di depan kamera, tetapi juga menjadi jembatan bagi masyarakat lokal hingga mancanegara untuk mengenalkan dan mencitai budaya yang ada di Indonesia. Mereka sadar, meski di usia muda mereka tetap mempunyai tanggungjawab yang sama besarnya dalam melestarikan budaya.
"Kita harus lebih peduli soal budaya Indonesia, kita harus menunjukan bahwa kita orang Indonesia dengan beragamnya budaya kita, dan dengan menjadi duta adat kita isa menjadi garda terdepan dalam mengenalkan budaya Indonesia," ujar Ingki.
Tidak jauh dari sana, lebih tepatnya di dalam anjungan adat Bali dentuman gendang mengalun dari panggung terbuka TMII. tiga orang gadis muda melangkah menarikan tari lenggang Jakarta. Ia adalah Dewi (17), seorang pelajar yang sedang mengikuti uji kompetensi tari tradisional nasional mewakili sanggar puspita sari.
"Awalnya deg-degan, tapi setelah musik dimulai, aku langsung masuk ke dunia saya sendiri," ujarnya setelah selesainya acara.
Dewi belajar tari sejak usia 8 tahun sanggar kecil dekat rumahnya. Ia menekuni berbagai tarian daerah, dan kini sedang memperluas kemampuannya untuk menjadi penari profesional dan guru tari.
"Target saya bukan hanya menjadi seorang penari. Saya mau menjadi guru tari. Supaya semakin banyak generasi muda yang mencintai budaya," ujar Dewi.
Tari tradisional adalah tarian yang tercipta dari suatu adat masyarakat yang diwariskan turun-temurun melintasi masa. Tari jenis ini menjadi identitas budaya dan sejarah bangsa, yang jika hilang maka sama dengan menghilangkan budaya. Dewi menjadi salah contoh seorang yang mencoba melestarikannya dan perlu diperhatikan.
Dewi sendiri berpendapat bahwa kelestarian budaya bergantung pada masyarakat yang membawannya.