Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kontroversi Chimera Manusia-Hewan ala Pat Kay, Bagaimana Etika Medis Menjawabnya?

31 Mei 2020   06:07 Diperbarui: 1 Juni 2020   21:41 1956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pat Kay - bigsta.net

Pendapat Saya

Pendapat saya bertitik tolak, antara lain, dari perspektif moral dan filsafat  kristiani. Dalam moral dan filsafat kristiani, ada juga pandangan bahwa penderitaan manusia, termasuk penyakit, memiliki makna mendalam.

Penderitaan manusia, termasuk sakit fisik, adalah juga bagian dari hidup manusia. Manusia modern berjuang mati-matian untuk menghilangkan penyakit dan berusaha untuk hidup lebih lama (bahkan, kalau bisa, tidak mati) dengan rekayasa genetika dan penggunaan teknologi seperti riset chimera.

Padahal, menjadi sakit dan menua lalu meninggal adalah perjalanan wajar yang hendaknya diterima dengan bahagia. 

Keinginan manusia modern untuk tidak sakit dan tidak mati justru menandakan keterikatan kita pada hal-hal duniawi. Padahal, ada hidup abadi bersama Tuhan yang menanti setelah kematian fisik kita.

Ditinjau dari perspektif non-keagamaan, riset medis apa pun hendaknya tidak membenarkan segala cara untuk mencapai tujuan. Ada hal-hal kodrati yang telah terpatri dalam alam seisinya. Ada keteraturan luar biasa yang menjadikan dunia ini bertahan sampai kini.

Jika manusia dengan pongah dan secara membabi buta merekayasa alam dan genetika makhluk hidup, apakah tidak akan mengganggu keteraturan itu? 

Bisa jadi, suatu hari manusia akan mampu menciptakan makhluk hibrida manusia-hewan seperti Pat Kay. Pat Kay sungguhan ini mungkin juga akan berkata, "Dari dulu begitulah cinta, deritanya tiada pernah berakhir." Duh, bikin galau juga, ya...Hehe.

Sila berkomentar. Sila bagikan artikel ini bila Anda pandang berguna. Salam literasi. 

Pojok baca: 1, 2, 3, 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun