Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kontroversi Chimera Manusia-Hewan ala Pat Kay, Bagaimana Etika Medis Menjawabnya?

31 Mei 2020   06:07 Diperbarui: 1 Juni 2020   21:41 1956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pat Kay - bigsta.net

Karena sapi dan babi mirip ukuran (organ) tubuhnya dengan manusia, organ manusia yang ditumbuhkan dalam hewan-hewan itu dapat diambil dan dipindahkan ke manusia. Organ kunci yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah jantung, hati, ginjal, pankreas, paru-paru, dan otak. 

Organ-organ ini juga dapat digunakan untuk penelitian tentang penyakit manusia, perkembangan, dan evolusi. Babi dan sapi pada dasarnya akan menjadi wadah hidup untuk persediaan organ manusia yang tidak terbatas.

Akan tetapi, ada 4 keberatan etis seputar penelitian chimera:

1. Melanggar batas manusia dan hewan

Ada batas manusia dan hewan yang dipertaruhkan dalam penelitian chimera ini. Sampai sejauh mana makhluk itu masih bisa dikategorikan hewan, dan bukan manusia?

Masalahnya, penanaman sel manusia ke tubuh hewan chimera sulit diprediksi efeknya. Sulit untuk membatasi pertumbuhan sel manusia hanya pada satu organ. Menurut Robin Lovell-Badge kekhawatirannya adalah bahwa sel manusia yang ditanam dalam embrio hewan dapat mengubah sistem saraf pusat hewan. 

Jika hibrida manusia-hewan ternyata memiliki sistem saraf mirip manusia yang memiliki kesadaran atau bahkan menampilkan perilaku seperti manusia, konsekuensi etisnya bisa ekstrem.

Ada tikus chimera yang empat kali lebih cerdas dari tikus biasa setelah direkayasa sejak masih embrio dengan penanaman sel otak manusia. Nah, tikus ini apakah bisa disebut tikus-manusia karena kecerdasannya jauh melebihi tikus normal?

Batas hewan dan manusia menjadi kabur. Apakah secara etis boleh membunuh makhluk gabungan yang -mungkin kelak- kecerdasannya seperti manusia? Budaya manusia secara jelas membedakan perlakuan terhadap manusia dan hewan. Nah, jika batas ini jadi tidak jelas lagi, apa yang harus kita lakukan? 

2. Melanggar hukum kodrati

Menurut beberapa orang, melintasi garis batas spesies manusia dan hewan adalah salah karena itu menantang kehendak Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun