Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kontroversi Jhon Cena

13 Maret 2024   12:10 Diperbarui: 16 Maret 2024   09:19 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi John Cena: Kebenaran Telanjang di Balik Tirai Panggilan (Kompas. com)

Meskipun seni dan hiburan sering kali berfungsi sebagai medium untuk mengekspresikan ide-ide yang berani dan memprovokasi, namun harus selalu dipertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat secara luas. 

Pada Minggu (10/3/2024), ajang penghargaan diselenggarakan dengan penuh antusiasme di mana ribuan penonton dari berbagai belahan dunia menantikan momen-momen spektakuler. Namun, di tengah sorotan kemegahan itu, satu momen menonjol karena kontroversi yang mendalam. 

Aktor terkenal, John Cena, memunculkan sensasi dengan penampilan yang terkesan 'telanjang' di panggung tersebut.

Namun, di balik gemerlapnya sorot lampu, penampilan 'telanjang' John Cena sebenarnya memiliki tujuan yang lebih dalam. Itu adalah penghormatan kepada insiden terkenal pada Oscar tahun 1974. 

Saat itu, seorang pria telanjang muncul di belakang pembawa acara, David Niven, ketika dia memperkenalkan Elizabeth Taylor. Penampilan tanpa busana itu menjadi ikonik dan menyisakan jejak dalam sejarah Hollywood. 

Dan pada tahun 2024, John Cena, dengan penuh penghormatan, memutuskan untuk merevitalisasi momen tersebut dengan tampil 'telanjang' di atas panggung.

Dalam konteks penampilan kontroversial John Cena di ajang penghargaan, muncul pertanyaan tentang etika di balik penghormatan dan kebebasan berekspresi dalam seni dan hiburan. 

Pertama-tama, penampilan Cena dapat dilihat sebagai upaya untuk menghormati momen ikonik dalam sejarah perfilman, yaitu insiden Oscar tahun 1974. Namun, sejauh mana penghormatan itu dapat diterima secara etis tergantung pada sudut pandang individu.

Pada satu sisi, penampilan seperti itu dapat dianggap sebagai ekspresi kreatif dan kebebasan seni yang sah. Seni sering kali digunakan untuk merefleksikan dan merevitalisasi momen-momen bersejarah, bahkan jika itu melibatkan konten kontroversial. 

Namun, di sisi lain, ada pertanyaan tentang batas-batas moral dan hukum yang harus dijaga dalam hiburan publik. Produser dan jaringan televisi memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk memastikan bahwa konten yang disajikan mematuhi standar moral yang diakui secara luas dan peraturan yang ditetapkan, termasuk standar FCC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun