Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak Menjadi Pengajar Sekolah Rakyat

16 Maret 2025   14:39 Diperbarui: 17 Maret 2025   17:45 21566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sekolah Rakyat saat belajar bersama diolah menggunakan AI (Dokpri)

Presiden Prabowo Subianto, saat rapat terbatas (ratas) dengan bidang pemberdayaan masyarakat, tanggal 3 Januari 2025, menyampaikan ingin membuat sekolah khusus untuk anak-anak yang tidak mampu, keluarga miskin, dan masih berada di bawah naungan orang tua dibina langsung khusus dalam sekolah rakyat. 

Sekolah Rakyat merupakan sekolah untuk keluarga miskin, yang hadir memberikan jaminan pendidikan bagi anak yang tidak bisa bersekolah di jalur formal karena keterbatasan.

Untuk menjalankan program Sekolah Rakyat, melalui Kementerian Sosial (Kemensos) akan menggandeng 60.000 guru penggerak untuk di seleksi sebagai bagian dari tim pengajar Sekolah Rakyat.

Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), juga menyampaikan di depan wartawan di Jakarta, Kamis (13/3/2025), proses seleksi akan dilakukan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dasar dan Menengah (Dikdasmen).

Guru Penggerak, Harapan Baru bagi Sekolah Rakyat

Infografis Lokasi Pembangunan 100 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia (Sumber: Hasil Rakor Tim Formatur Sekolah Rakyat)
Infografis Lokasi Pembangunan 100 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia (Sumber: Hasil Rakor Tim Formatur Sekolah Rakyat)

Sekolah Rakyat mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2025/2026, dengan target pembangunan Sekolah Rakyat 100 sekolah dalam tiap tahun, yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap sekolah juga akan berisi maksimal 1000 siswa. Dengan menggunakan konsep asrama, berdiri diatas lahan 5-10 hektar.

Sebuah program ambisius, untuk memberikan pendidikan bermutu bagi keluarga miskin di seluruh Indonesia. Tidak dipungkiri, banyak keluarga yang kesulitan menyekolahkan anaknya, karena keterbatasan ekonomi dan sosial. 

Untuk mensukseskan program ini, pemerintah melalui Kemensos akan menjadikan guru penggerak sebagai pengajar di Sekolah Rakyat. Guru penggerak bukan sekedar pengajar biasa. Mereka adalah agen perubahan yang telah dibekali berbagai keterampilan untuk menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid.

Dengan pelatihan yang konprehensif dalam pembelajaran berbasis kompetensi, kepemimpinan, serta inovasi pendidikan, mereka mampu membawa Sekolah Rakyat ke level yang lebih baik.

Jika Guru Penggerak aktif mengajar di Sekolah Rakyat, dampaknya akan sangat besar, antara lain:

1. Pembelajaran yang lebih Inkusif dan Berorientasi pada Murid

Guru Penggerak dilatih untuk mengedepankan pendekatan yang memanusiakan murid. Mereka tidak hanya mengajar kurikulum, tetapi juga membangun karakter, kepercayaan diri, dan kemandirian anak-anak didik mereka.

2. Inovasi dalam Metode Pengajaran

Dengan pengalaman dan pelatihan yang dimiliki, Guru Penggerak dapat menghadirkan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan menyenangkan, seperti pembelajaran berbasis proyek, eksplorasi lingkungan sekitar, hingga penggunaan teknologi sederhana yang membantu murid memahami materi yang lebih baik.

3. pemberdayaan Komunitas

Salah satu prinsip utama Guru Penggerak adalah membangun ekosistem pendidikan yang melibatkan orang tua, masyarakat, serta berbagai pihak lain. 

Di Sekolah Rakyat, keterlibatan komunitas sangat penting, dan kehadiran Guru Penggerak dapat memperkuat sinergi antara sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar.

4. Membuka Akses Pendidikan yang Lebih Luas

Sekolah Rakyat sering kali menghadapi keterbatasa dalam hal fasilitas, tenaga pengajar, dan sumber daya lainnya. Dengan Guru Penggerak yang berkontribusi, Sekolah Rakyat dapat lebih berkembang, menarik lebih banyak siswa, dan memberikan pendidikan yang lebih berkualitas bagi mereka yang kurang beruntung.

Tantangan dan Harapan

Ilustrasi Sekolah Rakyat saat belajar bersama diolah menggunakan AI (Dokpri)
Ilustrasi Sekolah Rakyat saat belajar bersama diolah menggunakan AI (Dokpri)

Tentu saja, perjalanan Guru Penggerak di Sekolah Rakyat bukan tanpa tantangan. Masalah keterbatasan fasilitas, kurangnya dukungan finansial, apalagi di tengah efisiensi anggaran dan pemangkasan dana pendidikan menjadi tantangan tersendiri. 

Belum lagi kendala geografis bisa menjadi hambatan yang cukup berat. Namun, tantangan inilah yang justru bisa menjadi ladang perjuangan bagi mereka yang memiliki panggilan sejati dalam dunia pendidikan.

Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat, sangat dierlukan agar gerakan ini bisa berjalan dengan baik. Selain itu, pengakuan terhadap Guru Penggerak di Sekolah Rakyat juga penting, baik dalam bentuk kebijakan maupun insentif, agar semakin banyak guru yang terpanggil untuk terjun langsung ke komunitas yang membutuhkan.

Guru Penggerak dan Pendidikan yang Merata dan Berkualitas

Ilustrasi Sekolah Rakyat diolah menggunakan AI (Dokpri)
Ilustrasi Sekolah Rakyat diolah menggunakan AI (Dokpri)

Tidak dipungkiri, banyak yang memandang Guru Penggerak selama ini hanyalah diskriminasi sesama guru. Dan tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan kemajuan pendidikan secara langsung. Dan berbagai anggapan negatif lainnya.

Saatnya Guru Penggerak membuktikan diri sebagai agen perubahan, tidak hanya berada di sekolah formal yang mempunyai fasilitas lengkap, tapi mampu membawa perubahan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas di sekolah buat keluarga miskin, dan kurang beruntung.

Hadirnya Guru Penggerak di Sekolah Rakyat, menjadikannya sekolah unggulan untuk keluarga miskin. Sesuai dengan tema dan maksud didirikannya Sekolah Rakyat oleh pemerintah. 

Konsep bagi peran tim percepatan Sekolah Rakyat ini juga terdiri dari unsur formatur yang meliputi berbagai lintas kementerian, Badan Kepegawaian Nasional (BKN), Bappenas, lembaga administrasi negara, kantor Stap Presiden, pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota serta unsur perguruan tinggi.

Guru Penggerak diharapkan mampu menjadi jembatan bagi anak-anak yang terpinggirkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, mengajarkan bahwa ilmu adalah hak semua orang, tanpa terkecuali.

***

Dengan semangat gotong royong dan keikhlasan dalam mengabdi, Guru Pengegrak di Sekolah Rakyat bukan hanya mencerdaskan individu, tetapi juga membangun peradaban yang lebih baik.

Karena sejatinya, pendidikan bukan hanya tentang mengisi kepala dengan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keberdayaan bagi generasi mendatang.

Jika semakin banyak Guru Penggerak yang berani melangkah ke Sekolah Rakyat, bukan tidak mungkin kesenjangan pendidikan akan semakin berkurang, dan mimpi tentang pendidikan yang merata dan berkualitas akan benar-benar menjadi kenyataan. (*)

Penulis: Riduannor
Artikel Keenam belas di bulan Maret 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun