Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Skripsi dan Ancaman Drop Out

18 April 2024   11:38 Diperbarui: 18 April 2024   12:32 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konsultasi Skripsi dengan Dosen Pembimbing di olah menggunakan Ai Bing | Dokumen Pribadi

***

Aku tidak bisa mengetik sendiri, dan tak punya laptop. Untuk memperbaiki skripsi yang telah dicoret Pak Denny, dibawa ke rental pengetikan komputer, yang ada di sebuah gang dipinggiran kota.

Setiap perbaikan, Aku juga harus mengeluarkan uang ratusan ribu sebagai upah rental dipengetikan komputer. Dari banyaknya konsultasi dan revisi yang diminta Pak Denny, hampir jutaan biaya yang telah dikeluarkan. 

Dan dikonsultasi yang ke-17, masih harus direvisi juga. Aku dibimbing oleh dua dosen pembimbing, untuk menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini. Sampai dosen pembimbing pertamaku, Pak Rusdi, dosen Fisika, menjadi bingung dengan ulah teman seprofesinya, yang terlalu mempersulit mahasiswa.

Diantara teman sejawatnya, Pak Denny dikenal "Si Penyulit" bagi Mahasiswa. Dan bagi Mahasiswa penyetaraan, yang sudah jadi guru dan punya penghasilan gaji, menjadi bimbingan Pak Denny, menghadapi dua ujian sekaligus, ujian akademik dan ujian kantong.

Yah, itulah penyebab utama aku tertinggal dengan rekan mahasiswa satu kelompok, yang berjumlah 10 orang. Dia, selalu meminta imbalan disetiap konsultasi, berupa uang, terkadang bingkisan dari sesama teman, untuk mendapatkan nilai lebih.

Disaat teman sekelompok skripsinya berhasil, dan melaju ke ujian pendadaran, dan telah mendaftar mengikuti Yudisium. Aku masih berkutat dengan skripsi yang penuh coretan.

***

Seperti kapal yang terdampar di tengah lautan, aku merasa seperti layar yang koyak dan tiang yang patah. Ombak keputusasan menghantam, dan aku tak punya lagi kekuatan untuk berlayar. Aku menyerah, membiarkan arus membawaku kemana saja. Kini, aku tak lebih sehelai daun yang terombang-ambing, dipermukaan air.

Apa boleh buat, bayang-bayang drop-out, telah berada didepan mataku. Akupun sudah tak peduli, kalau ini penyebab tak bisa kuselesaikan, skripsi menjadi syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Kalaupun, skripsi yang telah kutitipkan dengan isteri Pak Denny dirumahnya, kuambil kembali, pasti isinya hanyalah coretan revisi yang tak berkesudahan.

Bayang-bayang ketakutan, ejekan, bahkan beribu pertanyaan akan ditanyakan teman sejawat di sekolah. Mengapa Kuliah, Bapak tidak selesai?. Apa penyebabnya?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun