Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Papua Green Forest Warrior

5 September 2019   18:03 Diperbarui: 5 September 2019   18:06 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Triblonotus Gracilis (photo by irawan_subingar, www.pinterest.com)

Ditemani sebatang rokok dan roti, alunan suara Pavaroti menyanyikan lagu opera Turandot aku pelankan volumenya di smartphone agar selaras dengan konser suara-suara alam diluar.  Ada cuitan merdu berbagai jenis burung dan jeritan monyet-monyet di kejauhan.  Sambil menikmati itu semua aku mulai membuka majalah Tempo edisi awal April 2019, laporan utama "Jejak Transaksi di Taman Safari".  Saat Pavaroti mulai melantunkan bagian "Vinceroooo" tiba-tiba Smartphone membunyikan notifikasi.  

Kulihat applikasi E-Pelaporan Satwa Dilindungi, ada pesan.  Rupanya dari Erik, Team kami yang membuka kios jual beli reptil & ular di Jakarta.  Sebenarnya kios ini hanya kedok agar kami bisa masuk lebih dalam ke jaringan jual-beli satwa liar tanpa dicurigai.   Pendanaan kios reptil & ular Erik ini juga yang menyedot kemampuan finansial LSM kami, sehingga tugas-tugas ke Papua hanya bisa dilakukan 1 orang saja secara bergantian. 

 Menyusul masuk pesan lainnya.  Pesannya berbunyi "Penting, ada info A1 bahwa hari ini ada transaksi besar dengan beberapa pembeli dari luar negri, kemungkinan dari China.  Harap memantau dari dekat dan mengambil beberapa foto untuk bukti."  Aku agak kaget juga dengan notifikasi tersebut, karena melakukan pengintaian dari dekat akan sangat berbahaya.  

Sedangkan untuk perjalanan kali ini tujuan ku hanya untuk mendata gen sequence dari beberapa hewan dan upload ke applikasi Barcode DNA dan WildScan, serta sosialisasi ke para pemuka/ketua adat tentang berbahayanya perdagangan satwa liar bagi kehidupan mereka sendiri.  Hilangnya satwa kunci mengganggu keseimbangan ekosistem dan bisa memutus rantai makanan di alam.  Pada gilirannya mereka, sebagai pemuncak rantai makanan, akan terganggu juga.

                    Perlahan-lahan ingatanku mulai bertambah sedikit demi sedikit seiring makin berkurang nya pengaruh obat bius.

Sejak kami mendapati indikasi adanya jaringan oranisasi pemburu liar tahun lalu, kami segera melakukan operasi penyamaran dan penetrasi dengan membuka kios jual beli reptile & ular di Jakarta di bawah koordinasi Erik.  Setelah Erik masuk makin dalam dan banyak info yang dikumpulkan, kami makin tercengang dengan sepak terjang jaringan ini. Hampir segala permintaan berbagai satwa langka bisa disanggupi asal cocok harganya.  

Memang Tahap pengintaian dari dekat sudah kami rencanakan, tetapi masih kira-kira 1-2 bulan lagi baru akan dilaksanakan.  Persiapan pengintaian dari dekat harus benar-benar matang karena menyangkut rapi dan sadisnya jaringan ini, dan tentu pertimbangan keselamatan nyawa kami juga.  Tetapi info kali ini tampaknya bersifat darurat mendesak.  Jika kesempatan transaksi besar ini lewat, kami bisa tidak dapat mengungkap jaringan ini karena barang bukti mungkin saja sudah tidak ada alias sudah berpindah tangan ke negara lain. 

                    Setelah menimbang-nimbang cukup lama faktor resiko yang cukup berbahaya, karena saat ini hanya ada aku sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk menjalankan misi pengintaian dari dekat ini.  Sebenarnya ancer-ancer pos mereka sudah kami maping, tapi untuk menjaga agar mereka tidak curiga kami belum terlampau dekat masuk ke dekat markas mereka.   Dari saat meninggalkan pos lapangan kami, aku berusaha menjaga langkah-langkah ku sebisa mungkin senyap.  kadang-kadang aku bahkan harus mengendap-endap. 

                    Pada suatu bagian hutan, aku mendapati beberapa anggrek yang sangat indah.  Saat aku cek di GPS lokasinya sekitar 3 km sebelum titik markas mereka. Berjalan beberapa puluh meter kemudian aku mendapati lagi anggrek lain yang tidak kalah indah.  Kembali setelah berjalan beberapa puluh meter aku mendapati anggrek yang lebih indah dari sebelumnya.  

Karena tertarik dengan warna-warninya, Aku coba mengamati Anggrek yang ini lebih dekat.  Sementara pikiranku secara otomatis mulai curiga mengamati pola berulang yang sepertinya tidak alami ini alias ada campur tangan penataan manusia, tiba-tiba aku mendengar suara letupan samar-samar, dan sedetik kemudaian bagian punggungku seperti tertusuk jarum.   Tidak butuh waktu lama, aku pun kehilangan kesadaran dan pingsan.

                    Tiba-tiba salah satu kotak bergoncang sangat kencang, dan menimbulkan suara yang menyadarkanku dari flashback.  Rupanya salah satu hewan sudah mulai sadar dari obat biusnya dan memberontak. Bisa jadi itu adalah biawak (Varanus spp), atau buaya (Alligator spp) tanggung.  Sementara tanganku yang terangkat ke atas terus dari tadi, saat ini mulai sakit sekali.  Kemudian aku mendengan pintu dibuka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun