Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Papua Green Forest Warrior

5 September 2019   18:03 Diperbarui: 5 September 2019   18:06 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Triblonotus Gracilis (photo by irawan_subingar, www.pinterest.com)

Lalu dia menjawab, "oh tidak bapa, saya tidak mau pukul kamu" katanya sambil menurunkan ancang-ancang nya

Tapi tiba-tiba, pukulannya keras mendarat di mulutku. Kemudian dia berkata, "kamu boleh pura-pura pigsan padahal sudah tidak pingsan, berarti kami juga boleh pura-pura tidak mukul tapi memukul."  Aku tidak bisa membedakan apakah dia maksutnya marah atau sarkasme, karena mulutku sakit sekali, dan ada rasa anyir dimulutku.  Sepertinya mulutku berdarah.

Kemudian dia ambil lakban dan menutupnya di mulutku, sambil berkata, "kau diam saja ya, kami ada urusan sebentar.  Nanti kalau sudah selesai kami urus kau lagi"

                    Memang benar, tidak berselang lama, aku mendengar suara percakapan beberapa orang di luar.  Aku berkata dalam hati "rupanya ini para pembeli sudah pada datang."  Setelah mereka bercakap-cakap antara 5-10 menit, tidak berapa lama kemudian pintu kembali dibuka.  Dan rombongan pembeli pun masuk.  

Salah satu calon pembeli yang bertopi hitam, kaget ketika melihat Aku dalam kondisi terikat.  Tentu ini suatu pemandangan yang sangat sensitif, bagi para pemain barang illegal ini.  Sekecil apapun kondisi yang mencurigakan harus di beri perhatian.  

Dia berkata gusar, "Ini siapa? Ada apa ini?".  Kemudian pemimpin pemburu liar berkata , "Ah itu hanya pemuda dari kampung di bawah saja, dia tadi hendak mencuri makanan disini," dan melanjutkan "Tidak ada masalah ini, nanti kami bereskan ke tetua kampung"

     Nampaknya dia agak tenang setelah mendapatkan penjelasan, meskipun masih menunjukkan tatapan mencurigai.  Selain pria yang bertopi hitam, juga ada seorang yang bermata sipit, berkulit putih dan berjaket kulit.  Dia dari tadi hanya mengamati dari belakang tanpa berkata-kata.  Dia hanya berbisik-bisik dengan temannya yang berkaos hitam.  Kemudian orang yang berkaos hitam berkata kepada pimpinan pemburu liar, "Paman Beny, coba tunjukkan barangnya".

Kemudian mereka beramai-ramai, melihat satu persatu isi kotak.  Semua melihat secara teliti isi kotak.   Orang yang bermata sipit beberapa kali mengangguk-angguk.  Orang yang bertopi hitam hanya diam dan memperhatikan saja.  Kemudian orang yang berkaos hitam itu lalu berbisik-bisik dengan orang yang bermata sipit.  Mereka berbisik-bisik agak lama.  Kemudian akhirnya orang yang bermata sipit itu membuka kopernya yang ternyata berisi uang.  Kemudian menyerahkan ke pada paman Beny.

                    Begitu Paman Beny menerima koper itu, tiba-tiba secara cepat orang yang bertopi hitam mengeluarkan pistol entah dari mana dan berkata "Angkat tangan kalian semua, jangan ada yang mencoba bertindak gegabah atau melawan" dan kemudian seperti berbicara kepada diri sendiri dia berkata "kode hijau, kode hijau".  Tidak lama,  kira-kira sedetik lah, diluar terdengar keramaian.  Rupanya teman-teman dari orang yang bertopi hitam itu segera menyerbu dari persembunyian nya di luar. 

     Menyaksikan itu semua, Aku bersyukur dalam hati dan berkata, "kebetulan bener ya, operasi penggerebekan ini tidak berselang lama dengan penyekapanku, hingga penderitaanku tidak perlu berlarut-larut lagi."   Tidak berselang lama salah seorang aparat melepaskan ikatan tangan dan kakiku.  Kemudian aku meminta minum, Karena efek obat bius membuatku dehidrasi.  

Sambil menenggak air putih aku menjelaskan kepada aparat tersebut, siapa aku, LSM apa yang kuwakili, dan misi apa yang aku jalankan hingga bisa disekap.   Setelah dia yakin bahwa aku dan dia berada di kubu yang sama, maka dia memintaku untuk melakukan pendataan & penanganan semua hewan langka tersebut.  Sedangkan dia bisa fokus untuk melakukan interogasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun