Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Melukis Hujan yang Berlari Kencang (Mendamba Pingkan~5)

30 Desember 2019   09:48 Diperbarui: 30 Desember 2019   09:44 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sudah berapa ribu kecupan yang telah kuberikan padamu ?
entahlah, aku tak pernah menghitungnya
bisa jadi bukan cuma ribuan tapi sudah melampaui jutaan

kota berangsur menua
lampu-lampu perlahan meredup
sungai berubah mengering
abad mulai gersang

di malam yang panas
kuhembuskan nafasku di cermin hias
lalu kutuliskan namamu di atasnya
terasa datar saja, bahkan mengasing
sepi menjalar ke seluruh pori-poriku

di malam yang dingin
berulang-ulang kuseru namamu
sampai nafasku memburu
masih terasa tawar juga, tiada rasa
luka menjelajahi tiap sel-selku

kini baru kutahu
berjuta kecupan yang kuberikan padamu
hanyalah debu beterbangan
yang lenyap diserap udara
menjadi sia-sia
karena di padamu menjadi tanpa makna

Ajibarang, 29 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun