Tulisan ini sedikit terlambat  sebetulnya untuk mengawali jejak aktif sebagai kners  di tahun 2025. Selain ada paksaan rutin dari K'ners Bu Siska Artati yang bermukim di tepian sungai Mahakam sana, se konsisten beliau posting hasil karya di blog keroyokoan tercinta Kompasiana .Â
Dengan terpaksa dan memaksa diri untuk mengikis rasa malas yang sudah mulai kronis menguasai jiwa , saya akan mulai kembali berbagi celotehan berbentuk abjad ini sekarang sebelum perjalanan saya ke Cyprus minggu depan. saya akan kembali berusaha menjaga motto "dengan menulis aku ada!".
Baiklah tulisan pertama di tahun 2025 ini akan saya awali tentang pengalaan perjalanan pertama kali ku ke Pulau Dewata, Bali.
Menjadi  salah satu resolusi tahun 2025 berkunjung ke Bali sebetulnya adalah hil yang mustahal tapi mari kita eksekusi.
Berbekal keinginan, tekad, nekad dan sisa tabungan yang ada aku browshing harga tiket  dan hal lainya dari layar gawai. Hubungan pertemanan yang baik di kelas bahasa online dari salah satu yang berasal dari Denpasar Bali juga menjadi tersebabnya  saya bisa mewujudkan keinginan menginjak tanah  Bali.
Semoga beberapa  list niat baik yang lain akan terijabahi oleh yang Maha pemberi takdir, aamin.
Mencoba Bus Terbaru
Emak yang gaptek ini meminta tolong anak untuk membelikan tiket secara online yang murah meriah . Sleepers Bus round-trip atau tiket pulang pergi sekalian menjadi pilihan agar emak yang sudah sering kesemutan ini  bisa selonjoran nyaman dan juga merasakan  "sensasi nge bus  yang sedang trend saat itu" kata si bungsu yang mendukung rencana emaknya healing dan berkumpul dengan teman beda angkatan, hehe.
Singkat cerita pergilah saya dengan teman, lebih pantasnya anak saya ini sih yang satu frekuensi bernama Ria dari Cikarang dan rela naik kereta tengah malam tujuan stasiun Weleri , sampai tujuan di jam 6 pagi kemudian kami lanjut naik bus Trans Jateng ke Mangkang dimana bus tujuan Bali berada di tanggal  8 Januari hari Rabu 2025.
Enam Hari Di Bali
Total waktu yang kita butuhkan  6 hari pulang pergi untuk trip kami ke Bali rincian dua hari perjalanan dari tanggal 8 hari Rabu berangkat dan kembali di hari senin tanggal 13, 4hari tinggal di Bali.  Itinerary /jadwal perjalanan sudah kita atur jauh hari. Tempat mana saja yang akan kami kunjungi sesuai budged.Â
Hari pertama pantai Sanur ,hari kedua Nusa Dua, Tanjung Benoa, GWK, hari ketiga ke Ubud uluwatu, Kintamani dan.jari ke 4 Desa Panglipuran dan sekitarnya
Menginap di hotel Abian Shrama yang berada di Denpasar selama 4 malam hasil berburu penginapan murah di tengah malam, kami mendapatkan kamar yang lumayan nyaman di harga 150k permalam, jadi total 750k plus pajak dibagi kami berdua.
Hari pertama Pantai Sanur
Tanggal 9 hari Kamis karena teman kami yang memang penduduk lokal sebut saja namanya Novia, gadis mungil cantik bermata bulat yang lahir dan tinggal di Denpasar ini di hari pertama kami di Bali masih kerja, maka kami di sarankan untuk jalan sendiri dulu explore keindahan pantai Sanur yang hanya berjarak 10 menit jalan kaki dari tempat kami menginap.
Tidak salah jika Sanur di kategorikan pantai yang indah. Hamparan pasir keemasan dengan perairan yang tenang. Pantai ini menyediakan area berenang yang aman dan jalur yang indah untuk berjalan jalan.
 Kami menyewa dua sepeda untuk menyusuri keindahan yang ditawarkan sepanjamg Pantai seharga 50k durasi tidak lebih dari 2jam. Dari titik sewa kami menyusuri sampai ke dermaga.Â
Setelah sepeda dikebalikan kami mampir ke warung yang ada di area dan mencoba menikmati salah satu kuliner khas Bali tipat  cantok dan rujak kuah pindang.
 Dan malam nya kami datang ke pantai ini kembali untuk menikmati menu seafood sebagai penutup di kunjungan hari pertama di Bali. Sambil menikmati debur ombak pantai Sanur yang begitu syahdu.
Hari kedua Nusa Dua ,Tanjung Benoa dan GWK
Pantai Sanur yang menawarkan cantiknya mentari terbit membuat aku bangun lebih awal, selepas subuh seijin Ria aku bergegas turun untuk berolahraga joging di pantai dengan harapan mendapat moment yang dinanti, senyum manis sang mata dewa.
Ternyata alam begitu muram saat aku membuka pintu bagian belakang hotel yang tembus ke pemukiman warga. Berjalan kurang lebih 10menit langit menitik kan airmata, tidak deras memang. Terpaksa langkah kaki kuputar arah, kembali ke penginapan dan melanjutkan tidur.
Disekitar jam 10 an dari balkon cuaca tampak bersahabat. Kami bersiap setelah mendapat kode dari Novia yang akan segera menjemput ke hotel. Menyewa motor matic selama 4hari dengan tarif 80sehari membawa kami ke tujuan hari  kedua Nusa Dua.Â
Tak kalah indah Nusa Dua dimana tempat para elite berada memang mengagumkan. Menyusuri Peninsula Island berasa tidak ingin pergi dari tempat itu kalau bukan karena batas waktu untuk segera mencari tempat sholat dan makan siang.
 Kami meluncur ke arah Tanjung Benoa untuk makan siang dan menuju masjid disana.  Rencana awal di tanjung Benoa kami akan  merasakan sensasi wahana permainan air dengan menaiki banana boats tapi Novia yang awal mula punya rencana malah takut  dengan permainan di air karena tidak bisa berenang. Akhirnya kita hanya makan siang disana dengan menu khas Bali, plecing kangkung dan lain lain.Â
Sudah sholat, sudah kenyang ,gas kami lanjut menuju Garuda Wisnu kencana (GWK) dengan tiket masuk 100k. Setelah puas berfotoria di area GWK dan menikmati pertujukan tarian khas kecak khas Bali kamipun segera menuju mushola yang ada untuk menunaikan sholat mahgrib disana.Â
Perjalanan pulang ke hotel kami sempatkan untuk mampir ke mall keranjang oleh oleh Bali. Saya membeli kacang khas Bali dan beberapa souvenir berbentuk papan surfing.
Hari ke 4 ke Kintamani
Dandan cantik,ngopi cantik rencana kami saat di Kintamani ditemani semburat  senja yang merona, perfect.Â
 Situasi berfakta lain, hujan deras mengguyur pulau Dewata sejak semalam sampai kami berdua sering terbangun karena suara petir yang bersahutan.Â
Di jam 8 pagi kami duduk di balkon untuk mengurangi rasa bosan didalam kamar . Jam 10 pagi hujan masih betah membasahi bumi. Saya mengajak Ria untuk turun berenang.
 Kukabarkan pada Novia jika ingin bergabung berenang dibawah guyuran air hujan, Novia mengiyakan ajakan kami. Sekitar 30 menit kemudian Novia datang sembari membawa bungkusan. Dia bilang jika ibu nya telah memasak ayam betutu khas Bali dengan tumis daun singkong serta sambal matah nya.
 Dua jam lebih di kolam renang kami naik ke kamar hotel untuk mandi. Setelah semua bebersih kami kembali duduk di balkon untuk menikmati nasi beserta lauk pauk yang tersedia, nikmat sekali rasanya.Â
Setelah kenyang kami melanjutkan obrolan didalam kamar. Tak terasa azan mahgrib berkumandang. Diluar hujan tak lagi nampak. Setelah menunaikan sholat mahgrib kami dandan cantik untuk pergi ke Mall Icon.
 Mall megah yang baru di bangun di area pantai Sanur. Kami hanya berfoto dan keliling melihat mewahnya Mall ini kemudian kami kembali pulang melalui jalan belakang Mall sepanjang pantai Sanur.
Kuliner Pasar Senggol
Sepulang dari Mall waktu sudah menunjukan jam makan malam yang terlewat. Kebetulan gang dibelakang hotel ada area yang diperuntuk kan khusus kuliner yang hanya dimulai sore hari.Â
Disini gerobak gerobak kaki lima tertata rapi. Banyak aneka makanan yang tersaji. Ada bakso, mie ayam, soto, nasi rames, ayam bakar, aneka gorengan, aneka minuman , aneka bakmi dan lain lain.Â
Tempat ini bersih ,tertata rapi dengan harga yang sangat terjangkau. Gorengan di harga 1000 an di Pulau Bali itu jujur membuat aku terkejut. Â Kami membeli gorengan,mie ayam, dan mix jus pisang dengan buah naga hanya seharga 15k dan itu murni menggunakan gula.Â
Konsep kuliner yang tepat dibelakang hotel ini sungguh satu ide yang brilliant. Â Tempat yang terjaga kebersihanya dan keramahan pada pedagangnya membuat kami bahkan banyak orang asing juga yang jajan disini merasa nyaman.Â
Mengenalkan citarasa lokal dengan pelayanan yang menyenangkan pasti membuat pendatang makin terkesan dengan suasana Bali. Jadi buat yang ingin ka Bali jangan takut biaya bengkak untuk bagian konsumsi karena ada tempat tempat kuliner semacam pasar senggol ini yang sangat membantu kita para pelancong yang ingin lebih hemat membelanjakan uangnya seperti saya ini hehe..
Jadi kesimpulanya hari ke 4 di Bali kita tidak jadi pergi ketempat yang sudah direncanakan sebelumnya alias gatot gagal total karena nikmat hujan seharian. Â
Hari ke 5 Kembali pulang
Hari ke 4 tanggal  11 saat kami ngeriung dikamar ngobrol kami ngecek cuaca untuk seminggu kedepan. Dari laporan Badan Meteorologi Klimatolog dan Geofisika ( BMKG)  dua hari kedepan curah hujan di Bali sangat tinggi . Itu berati kemungkinan untuk pergi ke tempat yang sudah direncanakan tidak akan terlaksana. Maka segera saat itu saya cancel tiket agar bisa memajukan jadwal kepulangan di tanggal 12 hari Sabtu dengan bus yang ada dari perusahaan  Gunung Harta tempat kami memesan bus pertama.
 Malam itu motor yang kami sewa pun segera kami kembalikan karena kami harus segera berkemas untuk menghindari cuaca lebih buruk di penyebrangan Gili Manuk. Malam itu baju baju kotor pun segera kami bawa ke tempat laundry express agar bisa terkemas dengan rapi kembali.
 Ria yang harus masuk kerja di hari senin memeilih menggunakan pesawat untuk kepulangan kembali ke Cikarang. Jad jam 10 pagi  kami sepakat keluar dari kamar hotel dan berpisah dengan mobil rental menuju tujuan masing masing, saya ke pool Bus Gunung Harta yang ada di Sempidi Denpasar dan Ria ke Bandara ngurah Rai Bali.
Di Bali Bebas palak
Walaupun tidak terpuaskan dalam meng explore keindahan Pulau Bali yang diluar negeri lebih dikenal daripada nama negara tempat nya berada saya pribadi sangat terkesan dan bermimpi suatu saat akan kesana lagi tentunya dengan perhitungan yang lebih akurat terutama terkait cuaca. Dimana pada bulan Januari bukan waktu yang tepat untuk kita bepergian jauh apalagi untuk liburan.
Bali yang indah, Bali yang mempesona dengan penduduknya yang ramah. Secara umum Bali juga bersih dari sampah dibanding kota besar lainya di Indonesia. Â Satu catatan yang sangat membekas saya tidak menemukan tukang parkir liar yang banyak dijumpai seperti di tempat lainya. Supermarket, Indomaret, apalagi di banyak tempat wisata tak terlihat semrawutnya para tukang parkir yang mematok lahan dan tarif dari pengunjung yang bisa jad berkantong pas pas an juga.
Demikian kesan dan pengalaman saya pertama kali ke Bali semoga celotehan saya ini akan menjadi catatan dan jejak hidup yang berkelanjutan nanti.
Sampai jumpa di catatan perjalanan selanjutnya.Â
Tulisan pertama di 26 February 2025 Dari Bursa Turkiye
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI